YANG PERNAH HILANG

ergina_eji
Chapter #17

BAB 16 ~ KEJUTAN BERLIPAT GANDA

ERI berdiri di depan sebuah bangunan megah. Dia berhenti tepat di sebuah gerbang besar yang tingginya tidak bisa dia pikirkan. Menghela napas panjang setelah berjalan beberapa puluhan meter dari jalan raya. Eri masih tak habis pikir kenapa supir angkot tidak mau mengantarnya sampai di depan gebang rumah megah bak istana itu. Karena yang dia tahu hanya setelah Eri turun, sang supir langsung tancap gas dengan wajahnya yang pucat pasi.

Walaupun di sepanjang jalan yang hanya di tumbuhi deretan pohon palem yang menjulang tinggi, Eri menikmati dedaunannya yang rimbun terlihat sejuk memanjakan mata. Menambah indah pemandangan jalan beraspal dengan bukit kecil yang luas berwarna hijau.

Eri memandang sejenak kertas kecil yang ada di tangannya. Memastikan isi tulisannya dengan alamat yang tertulis di depan gerbang berwarna hitam dengan gradasi emas menyala yang membentuk ukiran bunga matahari. Lambang itu seperti mengingatkan Eri pada sesuatu. Sebelum akhirnya pikirannya lenyapa setelah mendengar suara pintu gerbang terbuka.

Laki-laki dengan tubuh besar berpakaian serba hitam terlihat menundukkan kepala setelah sebelumnya memandang dari ujung kaki hingga kerudung Eri. Dia membuka kacamata hitam yang menutupi kedua matanya. 

“Apakah Anda Nona Eri?” Tanya laki-laki bertubuh kekar itu. Eri mengangguk mengiyakan. Masih diam tanpa bertanya, berusaha mengatur suara deguban jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat.

“Silahkan ikuti Saya.” Seru laki-laki itu membalikkan badan. Memasuki gerbang yang sedikit terbuka. 

“Tunggu! Bagaimana bisa kau tahu namaku? Apakah benar jika-“ 

“Ya. Tuan sudah menunggu Nona di dalam.” Potong laki-laki itu mengabaikan pertanyaan Eri. 

“Setidaknya berhentilah memanggilku Nona.” Gerutu Eri memasukkan secarik kertas yang Ibunya beri kemarin. 

Seseorang memberitahu informasi kepadanya jika ada pekerjaan yang lebih baik dan bergaji besar daripada menjaga lapak di pasar. Eri yang masih ragu hanya bisa menuruti permintaan Ibunya yang terlihat bersihkeras untuk segera mengunjungi alamat tersebut. Dia sama sekali tak menyangka jika pekerjaan itu membawanya pada rumah mewah yang justru terlihat seperti istana di film-film. 

Setelah memasuki gerbang tinggi yang tak bisa dia ukur tingginya itu. Puluhan pohon tanjung menyambuntya dengan daunnya yang lebat. Ranting-rantingnya yang kokoh dan tebal menjulang tinggi. Membuat pohon itu terlihat besar dan menyejukkan mata dengan rindangnya warna hijau daun yang lagi-lagi menyenjukkan mata.

Pohon itu tumbuh dengan subur di sepanjang kanan kiri jalan setapak yang menghubungkan dengan pintu masuk rumah mewah itu. Batu-batu kecil berwarna putih tertata rapi di sepanjang jalan. Membuatnya merasa seakan di sambut secara istimewa. Atau memang inilah kali pertama dalam hidup Eri mengunjungi rumah mewah. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana isinya jika dia memasuki rumah bercat putih dan emas yang terlihat menyilaukan matanya itu. 

Di samping kanan kiri pintu masuk, terdapat sebuah patung marmer berbentuk anak kecil bersayap. Eri pernah melihatnya sekali di TV suatu hari. Kedua mata Eri terganggu dengan bagian lain tempat itu. Di sebelah kanan yang terlihat jauh dari pandangannya.

Sebuah halaman luas dengan rumput hijau yang di kelilingi dinding bebatuan membuat Eri bertanya-tanya dalam hati. Tempat itu sungguh terlihat seperti istana dan benteng di cerita kerajaan.

Lihat selengkapnya