Yang Sebenarnya

Aozora Jenee
Chapter #2

Episode 1

"Terima kasih Minami-san, telah memilih cerita dari...."

"Nishinoya Tamao." Mata Minami-san mengarah kepadaku.

"Oh, ya ... Nishinoya-san. Gadis lugu dari kelas 1-A. Cerita yang ia bawakan cukup menarik, atau bahkan sangat menarik.

Sosok misterius berdiri diam di taman bermain, hanya beberapa langkah dari rumah Nishinoya-san. Sosok itu seakan selalu memperhatikan seseorang, Nishinoya-san menduga bahwa dirinya adalah korban dari ... penguntitan? Sebut saja seperti itu."

"Bisa saja Nishinoya hanya terlalu percaya diri, ayolah ... mengapa kita harus mencurigai seseorang yang hanya diam di taman tanpa melakukan apapun," celetuk Nikke.

"Aku jadi penasaran kau ini benar-benar perempuan atau bukan? Memangnya ada anak perempuan yang merasa biasa-biasa saja saat diperhatikan terus menerus oleh orang asing? Jika ada, mungkin itu hanya kamu." Aku melotot, Menyilangkan tanganku.

"Maksudmu aku wanita murahan?" Saut Nikke.

"Aku tidak bilang seperti itu, kalau kau merasa demikian baguslah, sadar diri itu penting."

Tidak seperti biasanya, kali ini Nikke hanya diam dan tidak membalasku. Apa aku berlebihan? Entahlah, kurasa tidak.

"Kembali ke topik utama, fakta menyatakan bahwa siswi yang mengakui dirinya diuntit adalah Nishinoya Tamao. Ini saja sudah membuatku tertarik."

Aku menatap ke arah Minami-san, tersenyum dan mengharapkan dirinya untuk mengatakan sesuatu.

Minami-san tersenyum kembali. "Benar, aku juga terkejut. Nishinoya bukanlah orang narsis yang menganggap dirinya pantas untuk diuntit. Dilihat dari pandangan teman sekelasnya, Nishinoya adalah gadis pendiam yang 'membosankan'."

Aku menatap ke arah Nikke. Nikke mengangkat alisnya, menaikkan dagunya sedikit.

"Aku dan Nikke akan pergi bersama Nishinoya untuk beberapa hari ini."

Nikke ber-hah kecil. Raut wajahnya seakan berkata "Kenapa harus aku?"

"Kau ingin ikut denganku, atau membantu Minami-san mencari informasi?" Aku mengerutkan kening, mengancam Nikke.

"Aku ikut." Mata Nikke berpaling dariku, terpaksa ikut daripada harus diam di tempat dan mencari informasi.

Aku tertawa kecil. "Baiklah, saat pulang sekolah aku dan Nikke akan menghampiri taman bermain itu sebentar. Minami-san, mohon bantuannya, aku tau kau sangat bisa diandalkan untuk mencari informasi."

"Serahkan padaku!" Minami-san tersenyum, percaya diri.

Aku dan Nikke menuju taman bermain itu, sudah lama rasanya aku tidak berjalan berdua bersama Nikke. Sejak kecil aku sudah dekat dengannya.

Aku menatap wajah Nikke dan tersenyum, mungkin dia sedang bingung kenapa aku melakukannya. Aku hanya berpikir, memiliki sahabat itu sangat menyenangkan.

"Eve, itu…." Nikke menunjuk ke suatu arah, taman bermain.

Tempat itu lengang.

"Nikke, lebih baik kita… Nikke!?"

Aku melihat sekeliling, Nikke tiba-tiba menghilang.

Lihat selengkapnya