Yang Tenggelam di Dasar Kenangan

Herman Trisuhandi
Chapter #12

Seperti Apa Kau Akan Mengingatnya, Tim?


Sewaktu kau menonton film Eternal Sunshine of the Spotless of Mind, kau mengira-ngira seandainya hal-hal yang terjadi di dalam sana juga terjadi di kehidupan nyata. Kau berpikir betapa mudahnya melupakan sesuatu yang pahit hanya dengan pergi ke klinik dan meminta seseorang menghapus ingatan itu. Seluruh hidup ini pasti akan menjadi lebih mudah tanpa harus berurusan dengan hal yang berbelit-belit. Bukankah setiap penyakit harus disembuhkan?

Sekarang kau menyebutnya penyakit, begitukah engkau akan mengingatnya? Penyakit?

***

Di hari keempat belas Riyo menghilang, kau pergi ke taman bersama dengan Ibu. Kalian pergi sekitar pukul delapan pagi. Mampir ke pet shop yang baru buka dan mengisi keranjang belanjaan dengan beberapa bungkus biskuit anjing serta sebotol shampo. Ibu menaruh kembali botol shampo yang kauambil dan menggantinya dengan yang lain. Menurut Ibu, kau asal ambil shampo. Berhubung ini akhir bulan Oktober, bulu-bulu Riyo biasanya akan mengalami kerontokan, dan shampo yang cocok menurut Ibu adalah yang berbahan dasar lidah buaya. Di kasir, sewaktu kau pergi membayar belanjaan itu, kau mengisyaratkan pada Maya untuk tak menanyakan apa-apa terkait Riyo. Kau mengangguk berterima kasih ketika gadis itu memahami maksudmu. Sebelum pergi kau bertanya jam berapa toko tutup pada akhir pekan?

“Tak ada jam khusus. Selalu buka pukul delapan pagi dan tutup pukul tujuh malam.”

“Ya.”

“Kenapa? Apa kau akan mengembalikan barang-barang itu?” Maya mengimbuhkan dengan suara yang agak pelan. Saat itu, Ibu sedang setengah jalan menuju pintu keluar.

“Tidak. Tentu tidak. Aku hanya memastikan. Kemarin aku lewat sini, pukul empat sudah tutup. Jadi aku pikir, ada jadwal baru di sini.”

“Itu juga tidak. Kemarin tutup cepat karena ibuku sakit. Adikku menelepon. Jadi, setelah memberi tahu majikanku, aku menutup toko karena aku jaga sendirian.”

“Oh. Tapi bukannya kau berjaga dengan anak lelaki yang satunya lagi?”

“Dulu iya. Sekarang tidak. Dia mendapat pekerjaan baru di pabrik kabel di Tangerang. Jadi, sekarang aku berjaga sendirian.”

“Kenapa, memangnya majikanmu tidak mencari karyawan baru?”

“Sudah. Majikanku juga sudah menyebar informasinya di Internet. Tapi menjaga pet shop sepertinya kurang diminati.”

“Atau mungkin majikanmu belum mendapat kriteria yang cocok.”

“Ya. Bisa jadi.”

“Nah, kalau begitu, kau sendiri tidak berusaha membantu majikanmu mencari karyawan baru?”

“Itu sudah juga. Makanya aku bilang tadi, bekerja di toko keperluan binatang kurang diminati. Hanya yang betul-betul menginginkan pekerjaan atau memang penyuka binatang yang bekerja di bidang ini.”

“Menurutmu begitu, ya? Tapi kalau boleh tahu, kau berada di kriteria yang mana?”

“Dua-duanya. Aku butuh pekerjaannya. Dan berhubung aku juga menyukai binatang, pekerjaan ini cocok untukku. Dulu aku hanya menyukai kucing, tapi berkat pekerjaan ini, sekarang aku menyukai hampir semua binatang. Oh ya, kau sendiri? Apa kau sudah memiliki pengganti Riyo? Di internet aku masih melihat informasinya di dindingmu.”

Lihat selengkapnya