Yang Tenggelam di Dasar Kenangan

Herman Trisuhandi
Chapter #16

Apa Yang Terasa Mudah Jika Tak Ada Yang Dihadapi

Kalau ingatanmu cukup bagus, kau dapat mengandalkannya untuk memperlancar semua urusanmu.

***

Kau tak tahu berapa lama kata-kata Ayah akan terus menandak-nandak di atas kepalamu. Meskipun telah berusaha mengenyahkannya, akan tetapi kau seperti tak diberi kesempatan untuk melepaskan diri. Sewaktu kau mengingat foto itu lagi, tubuhmu merinding. Kalau tidak datang dengan sendirinya, susah bagimu membayangkan seberapa kuat ingatan Maya mengingat June apabila betul gadis itu menirunya. Hanya saja, untuk alasan apa ia melakukannya?

Kemungkinannya hanya satu. Apabila gadis itu betul-betul tidak memiliki tujuan tertentu, ia pasti hanya terlihat mirip. Kebetulan mirip. Bagaimana pun, perilaku setiap orang banyak yang mirip. Penampilannya pun juga. Kau sendiri tak tahu, apakah selama menghilang June pernah datang lagi ke pet shop langgananmu itu atau tidak. Lagi pula, June punya pet shop langganan sendiri yang dekat rumah. Toko itu sama lengkapnya dengan toko perlengkapan binatang peliharaan tempat gadis itu mencari nafkah. Sekarang sudah empat tahun semenjak terakhir kali kau pergi berbelanja kebutuhan Riyo bersama kekasihmu yang bisa dihitung dengan jari. Kau tidak selalu pergi ke sana bersama dengan June. Lebih sering, ibumulah yang kauajak pergi ke sana kalau bukan Diana yang menemanimu. Sekali-sekali Ayah, atau kakak perempuanmu yang lain. Bahkan Steven juga pernah mengantarmu pergi ke toko itu. Di samping itu, jumpsuit yang mereka pakai juga bukan barang spesial yang diproduksi dalam jumlah terbatas. Pakaian semacam itu dibuat secara masal. Produsennya juga bukan satu dua mengingat model pakaian itu meniru kostum yang dikenakan artis.

June memberi tahumu, hari itu, dalam perjalanan menuju ke pet shop, bahwa setidaknya ada dua artis Amerika Serikat yang memakai model jumpsuit seperti yang dikenakannya. Pada saat itu, karena Riyo mendadak suka tiba-tiba ngeloyor, entah mengejar apa, membuat June tersentak ikut tertarik rantai pengikat lehernya. Sehingga kau pun mengambil alih. Sebagai gantinya, June memeluk lenganmu yang bebas sambil mengaitkan jari-jemari kalian. June berbicara dengan wajah yang berbinar-binar, agak keras karena hembusan angin kencang membuat suaranya kabur-kaburan. “Kalau kau ingat, Tim. Selain Bruce Lee, di film Kill Bills, Uma Thurman juga memakainya. Kita mendengarkan film itu sebulan yang lalu.”

“Aku ingat. Kita menontonnya dua hari sebelumnya juga.”

“Ya. Yang kau rewel sekali saat menontonnya.”

“Itu karena kau bohong padaku. Kau bilang kita akan menonton film lain. Tapi kau malah memutar yang itu.”

“Tadinya memang betul. Aku sudah menyiapkannya. Tetapi saat tidur, adikku mengambilnya. Dia membawa CD film itu dan menginap di rumah temannya. Jadi kupikir, asal tujuan kita terlaksana, oke juga menonton film itu.”

“Ya, memang oke. Tapi omong-omong, bagaimana kau mendapat kostum ini?”

“Kau penasaran?”

“Ya.”

“Sebetulnya aku tidak sengaja juga. Waktu itu aku mengantar ibuku ke pasar. Lalu kami lewat di depan salah satu toko olahraga. Dan kau jelas bisa menebak ....”

“.... kau melihat kostum ini dipakai manekin yang dipajang di etalase.”

“Betul. Betul sekali seperti itu. Lalu aku segera masuk ke toko itu. Pelayannya ramah sekali. Saat aku memintanya menurunkan jumpsuit ini dari etalase, pegawainya langsung menurutiku. Kemudian aku mencobanya. Sayang sekali pipa lengan tangan dan kakinya kepanjangan. Dan setelah diperiksa lagi ternyata itu bukan ukuranku.”

“Lalu si pelayan baik hati itu mencarikan ukuran yang cocok buatmu?”

“Nah, itu juga betul sekali. Dan kau tahu, karena aku pelanggan pertama hari itu, aku dibiarkan mencoba beberapa baju sekaligus dari yang normalnya maksimal tiga potong. Selain itu, aku juga mendapat diskon karena tidak boleh menawar. Nah begitu aku mendapatkan ukuran yang cocok, aku dan Ibu kembali ke tujuan awal. Kami masuk ke pasar. Cuma, ketika melewati deretan toko-toko pakaian di sana, toko olahraga itu bukan satu-satunya toko yang menjual jumpsuit ini.”

“Dan karena itulah kau menyesal sudah membelinya di toko olahraga itu?”

“Menyesal sih tidak juga. Toh, saat aku bertanya, rata-rata harganya sama dan tak boleh menawar juga. Ya, tidak betul-betul satu harga sih. Karena jumpsuit yang di toko olahraga dan toko yang lain tidak dibuat oleh pabrik yang sama. Jadi tetap ada selisih, walau sedikit.”

“Itu pasti. Tapi lebih mahal mana dengan seragam sekolah Harry Potter yang kau beli waktu itu?”

“Jelas lebih mahal itu. Pernak-pernik Harry Potter dibuat khusus. Setidaknya yang kubeli itu dari agen merchandize-nya langsung di luar negeri.”

“Jadi, di sini tidak ada?”

“Bukannya tidak ada. Hanya aku tidak tahu.”

“Kenapa tidak tahu, apa kau tidak mencarinya? Bukankah kau bisa mendapatkannya dengan harga yang jauh lebih murah kalau kau berhasil menemukannya? Lagi pula, kau kan tidak setiap hari memakainya. Buat apa sih?”

Lihat selengkapnya