Raut wajah Maya bingung, seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Ardi-suaminya. Baru saja pernikahan mereka berjalan tiga bulan, kini Ardi membawa berita buruk. Baginya itu bukan hanya buruk, tetapi buruk sekali.
Padahal sebelum menikah mereka sudah membicarakan hal ini. Namun, mengapa Ardi begitu mudahnya mengambil keputusan tanpa berunding dengannya lebih dulu.
Ardi mengenggam telapak tangan Maya, lalu berucap, "Aku yakin kamu sama Mama pasti akan akur kok."
Siapa yang akan menjamin soal itu? Bukankah sulit bagi seorang menantu perempuan satu rumah dengan mertua perempuan, jika pun ada itu satu banding sekian juta. Apalagi Maya bukan tipikal perempuan yang bisa mengurus rumah, masak saja masih harus sering melihat tutorial di sosial media, bagaimana mungkin dia bisa mengurus dua orang sekaligus.
"Kenapa Mama nggak tinggal sama Mas Danu saja?" tanya Maya, karenanya Ardi memiliki dua saudara lain. Kakak laki-lakinya juga sudah menikah dan memiliki rumah yang lebih besar, satu kota dengan mertuanya, sedangkan adiknya kuliah di luar kota.
"Mas Danu sama istrinya kan anaknya banyak, Sayang. Sulit kalau harus ikut ngurusin Mama juga," jawab Ardi lembut.