Di bawah permukaan dunia yang terus bergerak,ada luka yang tak kasat mata namun diwariskan lintas generasi --- Luka kolektif. Ini bukan luka yang menempel di kulit, melainkan luka di dalam kesadaran manusia,yang menjelma dalam bentuk sistem, narasi, dan cara kita memandang satu sama lain. Salah satu wujud paling nyata dari luka ini adalah perang gender: pertempuran yang seolah abadi antara pria dan wanita, antara logika dan perasaan.
Namun benarkah perang ini murni berasal dari laki laki atau perempuan itu sendiri?
Tidak. Ia adalah hasil dari sistem yang mengajarkan kita untuk saling curiga, saling bersaing, saling menyalahkan. Sistem yang di sebut patriarki yang sering kali dimaknai sebagai kekuasaan laki laki atas perempuan --- sebenarnya juga menyakiti laki laki itu sendiri. Dalam sistem ini, laki laki dipaksa untuk menekan emosi, menanggung beban, menjadi kuat tanpa boleh rapuh. Ketika perempuan mulai mengungkapkan kecerdasannya, menunjukkan kemampuannya, banyak laki laki merasa tersentak. Bukan karena mereka membenci, tapi karena mereka takut. Takut kehilangan peran yang sejak kecil diajarkan sebagai satu satunya jalan menjadi "laki laki sejati".