Di tengah dunia yang berisik oleh perdebatan siapa yang benar, siapa yang lebih kuat, siapa yang lebih pantas didengar --- ada satu ruang sunyi yang terus dilupakan: Tubuh. Tempat kita bernaung sejak lahir, namun jarang kita kunjungi dengan kesadaran penuh. Tubuh telah menjadi korban kedua dari sistem yang melahirkan luka kolektif, setelah jiwa.
Kita terbiasa menjadikan tubuh sebagai alat. Alat kerja, alat pencitraan, alat pertarungan status. Tapi tubuh bukan mesin. Ia hidup, bernafas, menangis dalam diam. Ia menyimpan memori luka yang tak diungkapkan, trauma yang tak diberi nama, dan kebijaksanaan yang tak pernah diminta untuk bicara.
Dalam keheningan setelah kelelahan panjang, barulah kita bisa mendengar bisikannya:
"Aku bukan benda mati, Aku adalah rumah,Aku ingin kau pulang."