Sejak kecil, manusia sudah dibentuk oleh berbagai label dan ekspektasi yang tidak mereka pilih. Nama, jenis kelamin, agama, suku, bahkan mimpi—sebagian besar diwariskan bukan ditemukan. Semua datang lebih dulu daripada kesadaran kita sendiri. Kita tumbuh, bukan hanya sebagai diri, tapi sebagai "harusnya siapa" menurut dunia.
Seorang pria diajarkan untuk kuat, rasional, pemimpin. Seorang wanita diarahkan untuk lembut, penampung, pengabdi. Tapi siapa yang memutuskan bahwa itu adalah kodrat? Siapa yang menggambar garis di tanah dan berkata "ini bagianmu, ini bukan"?
Lama lama kita lupa bahwa semua itu hanyalah peran—bukan identitas sejati. Dan peran yang dipaksakan, sekokoh apapun kelihatannya, akan selalu menekan napas di dalam dada.
Banyak orang hari ini hidup dalam peran yang tidak mereka pilih. Mereka bekerja pekerjaan yang tidak mereka cintai, berbicara bahasa yang tidak mewakili hati mereka, mencintai dalam cara yang tidak jujur, hanya karena dunia mengatur drama dan mereka diminta ikut bermain.