Yang tersembunyi dalam luka

Asep Saepuloh
Chapter #7

Bab 5 - Bahagia Tanpa Mengambil

Aku pernah berada di titik paling gelap dalam hidup --- bukan karena kehilangan, bukan pula karena dunia memunggungiku. Justru karena aku mulai menyadari satu hal yang menyakitkan: bahwa yang menghancurkan diriku, tak lain adalah pikiranku sendiri.

Pikiran, dengan semua bayangan dan ketakutan yang ia ciptakan, mampu melumpuhkan tubuh. Getaran yang dulu bergerak lincah kini menjadi beban. Jantung terasa berat, langkah jadi enggan, dan dunia terlihat seperti bayangan kelabu tanpa arah. Di saat saat seperti itu, aku tak lagi merasa punya siapa siapa, dan anehnya, justru di titik itu aku mulai melihat dengan jernih.

Ada sesuatu yang selalu membuatku tetap hidup. Dorongan halus yang tidak bisa kugambarkan. Bukan harapan besar, bukan pula ambisi mulia. hanya satu napas ke depan, hanya satu detik yang tetap kuterima. Dan di situ aku mulai belajar : hidup bukan tentang bagaimana dunia memperlakukanku, tapi bagaimana aku memutuskan untuk tetap hadir meski hanya sebagai seberkas kesadaran kecil.

Aku menemukan prinsipku dalam reruntuhan itu :

Lihat selengkapnya