Yang tersembunyi dalam luka

Asep Saepuloh
Chapter #12

Bab 10 - Hadir Sepenuhnya

Dalam dunia yang berlomba lomba untuk menjadi lebih, manusia justru kehilangan yang paling dasar: kemampuan untuk hadir. Hadir bukan berarti hanya berada di satu tempat secara fisik—tetapi membiarkan seluruh kesadaran berkumpul di saat ini. Bersama tubuh, bersama napas, bersama rasa.

Sering kali, kita ada di tempat yang sama dengan tubuh kita, tapi jiwa kita sudah berkelana jauh.

Kita makan sambil berpikir tentang hutang.

Kita berjalan tapi tak tahu arah.

Kita tersenyum, tapi dada terasa kosong.

Padahal ....

"Napas yang sadar adalah jembatan terakhir antara kita dan tubuh. Ia tidak memaksa, tidak mencela, tidak pernah meninggalkan."

Napas adalah doa yang tak pernah putus.

Dalam setiap hirupan dan hembusan napas, tersimpan percakapan diam diam antara tubuh dan jiwa:

Ketika napas pendek dan terburu buru, tubuh berbisik: "Aku sedang takut."

Ketika napas panjang dan tenang, tubuh berkata: "Aku aman."

Lihat selengkapnya