Yes or No

Nuna Iu
Chapter #17

Kita Sama

Luna menatap layar laptop di depannya. Sudah dua hari ia menunggu kabar dari Fandu. Janji Fandu untuk memberi kabar setelah ia sampai ternyata tidak ada. Sedikit kesal dan bingung Luna kembali menutup layar laptopnya. Berjalan malas ke arah tempat tidurnya. Meraih tasnya dan beranjak keluar. Les hari kedua tanpa Fandu terasa sangat melelahkan. Baru dua hari juga, ia sudah merindukan cowok itu. Aneh memang.

"Lemes banget." Suara Yuli sontak membuat Luna menoleh serius. Ia mengangguk lemas.

"Iya Mbak." Jawabnya asal.

"Kenapa? Si Fandu kemana? Kok nggak muncul lagi?" tanya Yuli kepo. Luna memajukan mulutnya manyun. Lalu menggeleng lambat.

"Hilang Mbak, kayak Irwan." Balasnya asal membuat Yuli menatapnya heran.

"Ha? Masa? Mbak kira beda spesies. Kok malah sama?" tanyanya bingung. Luna mengangkat kedua bahunya. Yuli menatapnya heran. Sedikit tak percaya. Mana mungkin idolanya yang cukup ganteng itu kembali menghilang begitu saja.

"Aku pergi Mbak." Pamit Luna beranjak pergi dengan langkah cepat. Sebelum Yuli bertanya lebih banyak padanya. Hanya membuat ia kesal, dongkol atau lainnya juga.

***

Dua jam berlalu. Les baru saja berakhir. Luna mengikuti teman kelasnya keluar.

"Hey. Lun?" Selly sontak membuat Luna menoleh serius. Melihat gadis itu berdiri tak jauh darinya. Perlahan mendekat. Ia bingung. Tak biasanya Selly berada di sini. Bukan tak biasa lagi. Memang tidak pernah. Ia dan Selly memang berbeda tempat les.

"Hey?"

"Lo sendiri?" tanya Luna heran. Selly mengangguk sedikit tersenyum.

"Lo udah mau pulang?" tanyanya serius. Luna mengangguk pelan menatap Selly heran. Gadis itu membawa tas sekolahnya dan sebuah plastik berwarna putih di tangannya. Luna tidak tahu apa isinya.

"Iya nih? Lo dari mana?" raut muka Selly berubah. Ia menunduk sedikit. Menarik napas berat dan menghembuskan perlahan.

"Gue boleh nginap rumah lo, nggak?" tanyanya sontak membuat alis Luna terangkat. Diam tak menjawab, ia bingung.

"Kalo lo keberatan nggak apa kok. Gue cabut." Selly mundur beberapa langkah dari tempat berdirinya. Luna menggeleng pelan. Ia belum sempat memberi jawaban pada gadis itu. Bukan karena tidak mau, tapi ia heran, ini tidak biasanya.

"Sell! Lo boleh kok," ucapnya cepat sontak membuat Selly tersenyum. Maju kembali padanya dan memeluk Luna erat. Tentu saja hal ini membuat Luna semakin bingung.

Lihat selengkapnya