Yonathan dan Lempengan Mata Misterius

Elisabeth Purba
Chapter #9

Persembunyian Sementara

 

Setelah beberapa meter berlari, mereka melihat ada penginapan kecil yang tampak sunyi. Barangkali tempat itu sudah ditinggalkan para pengunjung maupun pekerjanya. Gerbang penginapan yang terbuat dari bambu itu sudah patah. Penginapan ini didominasi dengan batang bambu di setiap sudut kamarnya. Beberapa kamar tampak sudah hancur dan tidak layak huni.

Tempat ini banyak ditumbuhi pohon palm, pohon kelor, tanaman menjalar seperti sirih dan bunga allamanda berwarna kuning cerah. Tanaman itu merambat di dinding luar setiap kamar. Setiap kamar dibatasi dengan kolam ikan kecil yang di kelilingi pagar bambu mungil yang bercat biru. Ada satu kamar yang tampaknya masih bisa digunakan untuk tempat persembunyian sementara. Mereka segera melangkah dan membuka pintu kamar itu untuk masuk. Sayangnya pintu kamar itu terkunci. Pak Sopir mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga namun gagal. Selanjutnya Yo dan Bona segera mengambil posisi untuk membantu Pak Sopir mendobrak pintu itu dengan bahu bagian kanan mereka berulang kali. Leganya, pintu itu berhasil terbuka dan mereka melangkah masuk perlahan.

“Apa kita aman disini, Pak?” Tanya Yo yang berdiri di belakang Pak Sopir sambil menggerakkan salah satu bahunya yang pegal akibat mendobrak pintu.

“Untuk sementara kita aman, tapi kita harus tetap waspada dan terjaga!” Tukas Pak Sopir melangkah ke dalam sambil mengetuk dinding kamar dengan jari tengahnya. Entah untuk apa dia melakukan itu.

“Aku lapar Yo! Tuh dengarkan suara cacingku kruk, kruk? Udah berontak tuh cacing!” Bona berseru sambil mengelus perutnya.

“Bon … Bon, nikmati aja dulu rasa laparmu sementara. Lagian, dalam situasi genting beginipun kau masih saja ingat dengan makanan.” Ujar Yo sambil menggeleng dan menepuk bahu Bona.

“Meski di situasi genting begini, perut juga harus tetap diisi, Yo! Makanan bisa menambah kekuatan, hahaha.” Tawa Bona tertunduk sambil menggoyangkan tangannya yang sakit. Sementara yang lain memberikan pandangan tajam kepada Bona.

Hanny, Bona dan Pak Sopir yang belum diketahui namanya itu duduk di atas tempat tidur, sementara Yo mencari makanan di dalam lemari. Ada lemari bambu berwarna hijau tua yang terdapat di pojok kamar ini. Tingginya hanya satu meter dengan dua pintu. Yo membuka lemari itu dan ditemukan setumpuk makanan ringan beserta minuman mineral dan yang berkarbonasi. Ada snack keju, crackers rasa kacang, keripik kentang, roti sobek, cokelat, permen, mie instant yang diletakkan di bagian paling atas lemari ini. Sementara bagian tengah ada pakaian si pengunjung penginapan ini mungkin. Ada kotak p3k yang terselip di antara pakaian-pakaian tersebut. Yo mengambilnya dan melihat isi dalamnya yang mungkin saja dapat membantu mengobati tangan Bona yang terluka.

“Sini, Bon! Biar kubersihkan lukamu” Tukas Yo sambil membasahi kapas dengan alkohol untuk membersihkan luka Bona. Kemudian Yo membalut luka Bona dengan kain kasa dan selanjutnya memberikan plester agar kain kasa tidak lepas.

“Makasih banyak Yo, kamu memang sepupu yang baik” Ujar Bona haru dan ingin memeluk Yo.

“Udah ah, biasa aja.” Ujar Yo ketus menghindari pelukan Bona.

“Sebenarnya aku juga bawa perlengkapan p3k Yo, tapi tasku ketinggalan di mobil sialan itu. Untung juga sih ada yang berbaik hati meninggalkan kotak beginian di tempat ini!”

“Hushh …, jaga ucapan kamu Bon. Nggak enak didengar Pak Sopir,” ungkap Yo pelan sambil memberesi kotak obat dan meletakkannya kembali di dalam lemari.

“Ya deh, maaf”

Lihat selengkapnya