Tiba-tiba kapal itu berdiri tepat di depan mereka. Layar itu mengembang dengan mulut yang berbentuk hati bergerak naik turun, sementara mata yang kanan terbelalak dengan tahi mata yang masih menggumpal di ujung matanya. Ia mengibaskan layarnya ke wajah Yo dan menggulung badan Yo dengan layar itu. Yo tidak bisa berbuat-apa-apa, Yo tidak bisa bergerak sama sekali. Badannya dihempas masuk ke kapal. Terdengar suara prak, Yo terbanting, sakit sekali. Ia mencoba berdiri dan menoleh ke bawah mencari tahu keadaan Hanny. Hanny masih tergeletak tak sadarkan diri, Si Pengawal mengangkatnya dan melemparkannya juga ke dalam kapal. Lagi dan lagi badan Hanny menimpa Yo. Si Pengawal tertawa dengan tawa terputus-putus ha---ha---ha---ha. Tawanya seperti tawa orang yang sedang sariawan. Yo menggoyang-goyangkan tubuh Hanny dengan alasan agar ia segera tersadar. Hanny Masih belum tersadar juga. Kebetulan Yo mau buang angin, mudah-mudahan Hanny segera terbangun dengan aroma parfum alami yang baru saja ia ciptakan. Hidung Hanny mengendus seperti kelinci mencoba memastikan aroma apa yang sedang ia cium. “Ahh, bau apa ini? pasti kamu kentut kan, Yo?”
“Kok tahu?... Nikmati aja aromanya sedikit, Han!” Tawa Yo meledek.
“Sialan” Tukas Hanny mendorong Yo dengan ke dua tangannya.
Hanny memandang Yo penuh tanya dengan muka pucat, tangan dingin, kaki gemetar sambil menepuk bahu Yo berkali-kali. Hanny tidak percaya bahwa dirinya sekarang berada di dalam kapal aneh ini. “Beneran kita di dalam kapal, Yo?”
Sahut Yo sambil mengangguk, “Benar! Kita baru saja dilempar masuk ke sini.” Yo menambahkan sambil menepuk betisnya yang kaku “Kau tadi sempat pingsan, aku juga bingung tadi gimana caranya membangunkanmu. Ya udah aku buang angin aja, ternyata manjur.” Tawa Yo ngakak.
“Masih bisa bercanda kamu ya, Yo?”
“Habis gimana lagi? Apa aku harus menangis? Apa aku harus teriak minta bantuan orang lain? Tak ada yang bakalan mendengar! Intinya kita sudah terperangkap. Bagaimana caranya kita keluar dari sini? Aku belum bisa kasih jawabannya” Protes Yo geram.
Hanny mengangguk dan terdiam sejenak, setelah itu ia kembali bertanya kepada Yo “Di mana mereka, Yo?”
“Siapa? Bona dan Pak Obby?” Yo menegaskan.
“Ya merekalah, memangnya siapa lagi?” Bentak Hanny.
“Aku juga tidak tahu.” Yo menengadahkan kepalanya seraya berdoa tanpa menutup mata, “Aku harap mereka baik-baik saja.”
Sanggah Hanny mengibas rambutnya yang basah karena keringat “Apa untungnya kalau mereka baik-baik saja? Sementara kita tidak baik-baik saja!”
“Siapa tahu, Bona sedang mencari bantuan mau menolong kita”
“Mimpi kamu!”
Yo merasa kalau hanya dirinya dan Hanny yang berada di atas kapal ini. Berikut dengan jaring tua usang yang tergeletak kaku. Layar putih yang menggulung badan Yo itu tadi tidak kelihatan. Apa dia bebas tugas malam ini untuk tidak mengembangkan layarnya? Yo berbaring dengan posisi tengkurap untuk menyendengkan telinga kirinya di dek kapal ini karena Yo merasa mendengar suara yang berasal dari bawah dek. Makin lama suara itu makin keras seperti sedang ada konser.
“Han, kamu ada dengar suara dari bawah?”
“Suara apa, Yo?” Tanya Hanny.
“Seperti ada suara musik dari bawah,” jawab Yo yakin.
“Aku tak dengar apa-apa,” ujar Hanny menggeleng terheran. Yo yang salah dengar atau Hanny yang budek. Daripada penasaran Yo mencoba mencari tahu asal suara itu. Ia melangkah perlahan dan melihat ada tangga ke bawah. Yo menapaki anak tangga itu satu-persatu sambil merunduk.
“Tunggu aku, Yo!” Hanny berseru mengikuti Yo dari belakang. Tanpa sengaja Hanny menginjak tali sepatu Yo. “Ohhh … tidak!” Teriak Yo kesakitan hingga ia terguling sampai di anak tangga paling bawah. Hanny menghampiri dan berseru “Maafkan aku Yo. Apa kau baik-baik saja?”
Jawab Yo memegang pinggangnya yang sakit “Untung aja anak tangganya tak banyak, Han. Hmmm, masih ada untungnya juga meski sudah dalam keadaan begini ya, Han”
“Hushhh! Yo siapa mereka?” Tanya Hanny pelan.
Jawab Yo meringis sambil mengikat tali sepatunya, “Yang mana?”
“Tuhhh! Coba lihat di depanmu!”
“Ohhhh. Kayaknya kita harus naik lagi, Han!” Ujar Yo membalikkan badannya menatap Hanny bingung.