Yonathan dan Lempengan Mata Misterius

Elisabeth Purba
Chapter #14

Pohon Mungil

 

 

Setelah Yo menghabisi burung pemangsa itu, ia melanjutkan perjalanannya menuju tantangan berikutnya. Tantangan berikutnya akan jauh lebih sulit. Kali ini, Yo tidak mesti mengikis kulit pohon itu dengan senjata andalannya. Ia berjalan di gundukan berpasir dengan embusan debu pekat yang menghalangi pandangannya. Bukan hanya menghalangi pandangan namun debu itu juga membuatnya susah bernafas. Tak lama setelah debu pekat itu berkurang, pandangan Yo kembali normal. Yo terkejut bahwa ia sedang berada di gurun pasir. Sejauh mata memandang, gurun itu luas sekali. Yo masih tidak percaya bahwa ia menginjakkan kaki di atas pasir cokelat ini. Perlahan butiran pasir itu masuk ke sepatunya hingga membuatnya risih untuk melangkah. Untungnya Yo berada di sini pada malam hari. Ia tidak tahu apa yang terjadi apabila ia berada di sana saat siang hari. Suhu panas akan menerpa dan Yo bisa saja dehidrasi.

Yo harus melangkah terus menuju sumber cahaya yang dari kejauhan sangat tampak. Sumber cahaya itu berputar-putar seperti lampu mercusuar yang sedang patroli. Malangnya, ada kerumunan kalajengking menghadang jalannya. Sesaat mereka berpencar untuk menghentikan langkah Yo. Bahkan kalajengking itu tampak tidak sabar ingin menyengat. Namun ia tidak kehabisan akal untuk menghindar atau bahkan memusnahkan mereka semua. Pasir itu ia keruk dengan tombak untuk disemburkan langsung ke kalajengking itu. Yo harap sebagian dari mereka terkubur di pasir ini. Meski Yo tahu, mereka akan segera lolos setelah itu. Yo berlari sekuat tenaga untuk menghindar. Saat kalajengking datang mendekat ditusuknya dengan ujung tombak ini. Tidak tanggung-tanggung amarah Yo membuat kalajengking itu tidak berkutik. Sebagian diinjak sampai hancur berkeping-keping hingga menyatu dengan pasir. Tak bisa dihindari, salah satu dari mereka merayap naik ke punggung hingga ke kepala dan hendak menusuk mata Yo dengan capitnya yang ganas. Yo melepas sepatunya dan memukulnya hingga terjatuh. Ditariknya tombak yang sempat terlepas dari tangannya kemudian kalejengking itu dihunus tanpa ampun. Yo tidak mau membuang waktu, ia melanjutkan langkahnya dengan berlari seperti cheetah menuju sumber cahaya itu. Mimpi apa aku? Gumam Yo dalam hati.

Lihat selengkapnya