Yonathan dan Lempengan Mata Misterius

Elisabeth Purba
Chapter #22

Petunjuk Mimpi

 

Setelah perjuangan satu malam, mereka semua kelelahan dan tertidur nyenyak, meski tak lama lagi pagi akan menjelang. Yo bermimpi sedang berada di sebuah hutan lebat dengan seekor burung hijau yang memiliki suara kicauan yang sangat indah. Burung itu terbang bebas dari satu dahan ke dahan yang lainnya. Dari kejauhan, Yo melihat seorang pria menembak jatuh burung itu kemudian membawanya pergi. Pria yang menembak burung itu adalah Si Pria Tua jahat yang tinggal di sebuah kapal aneh.

Burung itu dijadikan sebagai pengikut Si Pria Tua dan mengabdi padanya. Pengabdian si burung disalahgunakan oleh Si Pria Tua. Ia memanfaatkan si burung untuk menjebak orang-orang untuk mengikuti si burung karena suaranya yang indah. Ia membawa orang-orang yang tertarik mendengar suaranya itu masuk ke kapal aneh tempat Si Jubah Putih dan Si Pria Tua berada. Di situlah semua para tawanan itu akhirnya terjebak hingga tidak bisa melarikan diri.

Hingga pada suatu waktu, si burung sudah tidak ingin lagi melakukan seperti yang dipinta oleh Si Pria Tua. Akhirnya Si Pria Tua memotong sayapnya dan menyingkirkannya untuk hidup terisolasi di tempat gelap. Si burung hanya diperhadapkan dengan burung-burung pemangsa, hingga ia tidak ada kesempatan untuk bisa pergi dari tempat itu.

Musnahnya kapal itu menjadi awal kehidupan baru untuk si burung. Ia harus mencari tempat yang baru untuk hidup. Sayapnya yang patah kini tumbuh kembali dengan warna yang sangat indah.

Di dalam mimpinya Yo menamai burung itu Lao. Yo dipaksa oleh Lao untuk kembali ke istana yang ada di padang pasir di mana ia menyelamatkan pohon kecil yang sekarat. Lao meminta Yo untuk memetik daun perak yang ada di istana tersebut. Yo menanyakan untuk apa ia harus memetik daun itu? Lao hanya bilang kalau daun itu akan menjadi kunci untuk bisa menghadapi sesuatu yang buruk. Sesuatu yang lebih buruk lagi akan mengintai. Sesuatu yang mungkin bisa saja mengorbankan seseorang yang Yo sayangi. Yo memetiknya dan meyelipkannya di kulit perutnya. Tak lama seorang wanita menarik tangan Yo kuat dan hendak menusuk Yo dengan sebuah tombak.

Bona sedang asik mendengarkan radio dari komputer milik Yo, sementara Yo tiba-tiba terperanjat karena mimpi yang baru saja ia alami. Yo berseru kaget dengan mata terpejam “Lao! Lao! Lao!”

“Ehhh, Yo!” Seru Bona menggoyangkan badan Yo.

“Haa, apa Bon?  Kayaknya aku mimpi buruk!” Kilah Yo pelan menutup mukanya dengan bantal.

“Bukan kayaknya Yo. Tapi kau memang betul-betul bermimpi”

“Memangnya aku mimpi apa, Bon?” Tanya Yo beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

“Mana kutahu. Kamu yang bermimpi malah tanya samaku. Kau memang aneh, Yo” Jawab Bona lantang menggoyangkan kepalanya yang tengah asik mendengarkan musik.

“Apa kau melihat Mulak, Bon?” Teriak Yo dari kamar mandi.

“Apa setiap pagi kau terbangun lalu mencari Mulak ya, Yo?”

“Hmmmm” sahut Yo sambil menyikat giginya.

Tanpa sengaja, Bona membuka e-mail Yo dan membacanya. Ada konfirmasi panitia lomba untuk keikutsertaan Yo dalam lomba sepeda yang diadakan hari ini pukul 13.30 WIB dimulai dari Alun-alun Engku Putri sebagai titik start.

“Yo, apa kau tidak ikut lomba sepeda itu?”

“Apa? Dari mana kau tahu?” Pekik Yo.

“Dari e-mail mu,” jawab Bona singkat.

Lihat selengkapnya