Mereka terus menyusuri air sungai berbatu yang ditumbuhi lumut. Yo dan Grace berjalan beriringan, sementara Bona berada di belakang mereka. Yo dan Grace terus berjalan tanpa melihat ke belakang.
“Hati-hati Grace, batunya licin”
Tak lama, Yo sadar bahwa Bona tidak berkata apa-apa dari tadi. Kemudian Yo berputar untuk melihat ke belakang dan menyaksikan Bona sedang dililit lumut raksasa. Yo balik mundur dan melangkah lebih cepat, hingga cipratan air mengenai mukanya berkali-kali. Grace mengikuti langkah Yo pelan agar tidak terpeleset karena bebatuan licin.
Lumut raksasa itu melilit seluruh tubuh dan wajah Bona, hingga ia tidak bisa berkata apa-apa. Yo menarik lumut itu, namun tidak bisa lepas. Lumut itu terlalu licin untuk ia tarik hingga Yo terpental di bebatuan. Yo menyelam hendak melihat akar utama lumut itu. Ia menemukan akar lumut itu sebesar akar pohon kelapa. Akar itu melilit batu besar yang ada di dalam air. Yo menarik akar itu, masih tetap sama ia belum berhasil. Yo mendorong batu tempat akar lumut itu bersarang hingga batu itu ikut bergeser hingga Bona terbawa air.
“Bantu aku menarik lumut ini, Grace!” Pinta Yo lembut.
Grace dengan segala daya upaya menarik lumut itu hingga urat venanya menyembul ke luar, ia seperti sedang bermain tarik tambang dan berseru “I … kkkk!” Namun sayang Grace terjungkal ke dalam air.
“Aku rasa tidak begini caranya, Yo”
“Habis bagaimana?”
“Kita coba gesek lumut itu dengan bebatuan, Yo”