Yonathan dan Lempengan Mata Misterius

Elisabeth Purba
Chapter #28

Istana Padang Pasir

 

Yo kembali lagi ke istana ini untuk ke dua kalinya. Benar-benar berbeda saat pertama kali Yo datang ke sini. Istana itu tinggi sekali sehingga mereka harus melewati ratusan anak tangga menuju puncak istana.

“Apa ini istananya, Yo?”

“Hmmm” angguk Yo lemah.

“Apa kau sudah pernah ke sini Yo?” Tanya Grace memperhatikan sekeliling dengan liar.

“Sudah”

“Aku masih belum paham untuk apa kita ke sini Yo”

“Nanti kau akan tahu Grace”

“Apa kau tidak bisa menjelaskannya sekarang?” Tanya Grace terengah-engah sambil menaiki anak tangga.

“Tidak”

“Sepertinya aku tidak sanggup lagi Yo,” keluh Bona mengusap keningnya yang berkeringat.

“Kita harus cepat, Bon. Waktu kita tidak banyak lagi. Kita tidak akan tahu apa yang sedang terjadi kepada Mama dan Papaku beserta Hanny”

“Apa masih jauh, Yo?” Ujar Grace melangkah naik sambil mengetuk tempurung lututnya pelan.

“Aku rasa tidak Grace”

Dengan tergopoh-gopoh Bona naik perlahan. Setiap dia menaiki satu anak tangga, dia akan berhenti sejenak begitulah seterusnya sampai di anak tangga terakhir Bona merebahkan badannya dengan telentang.

Yo dan Grace sudah berada di menara di mana pohon kecil yang berdaun perak itu sekarang berada. Tempat itu di kelilingi kawat emas berduri. Rasanya mustahil Yo bisa melaluinya. Kawat berduri itu terlalu tinggi untuk ia lompati dan terlalu rendah untuk bisa merayap dari bawah.

“Wow! Apa kawat ini sungguhan emas, Yo?” Ucap Grace kagum.

“Sepertinya” Ujar Yo singkat sambil mendekat ke kawat itu dan menginjaknya dengan kaki yang berbalut sepatu. Ujung kawat yang runcing itu melukai kakinya. Yo meringis pelan “Uhh, kawatnya tajam sekali, Grace”

Sahut Grace cemas “Apa kau terluka Yo”

“Ng … gak” jawab Yo gugup.                          

“Lalu bagaimana kau bisa masuk ke sana, Yo? Kawat berduri itu bisa saja melukaimu”

“Kau benar” Ujar Yo berjalan mengelilingi kawat berduri itu.

“Aku yakin pasti ada tombol rahasia untuk membuka kawat berduri ini, Yo. Bagaimana menurutmu?”

“Aku juga tidak tahu, Grace. Bisa jadi ada tombol rahasia atau apalah yang bisa membuat kita masuk ke sana. Ayo, kita cari tahu”

Yo dan Grace mengitari ruang istana tersebut sambil meraba-raba kasar dinding ruangan bahkan mengetuk-ngetuk dinding itu untuk mencari tonjolan yang mungkin saja sebuah tombol untuk membuka atau menghilangkan kawat berduri itu. Dengan cermat, Grace mengulanginya lagi, namun kini ia mengelus dinding ruangan itu perlahan persis seperti orang yang sedang memakai foundation di wajah. Grace meminta Yo untuk memeriksa tiang penyangga ruangan ini, siapa tahu ada sesuatu yang tersembunyi di sana yang bisa digunakan untuk membuka kawat emas berduri itu. Grace melanjutkan pencariannya dengan mengetuk setiap sudut lantai yang berbentuk kotak persegi. Usaha mereka tidak membuahkan hasil.

Yo memperhatikan seekor kelelawar kecil terbang menutupi cahaya bulan masuk ke ruangan ini. Sehingga sebagian kawat emas berduri itu tidak terkena cahaya. Bagian yang tidak terkena cahaya itu berubah menjadi merah. Sontak Yo teriak kegirangan dan memegang ke dua pipi Grace sambil berucap “Aku tahu jawabannya, Grace” Balas Grace melompat kegirangan “Apa Yo? Katakan!”

“Aku butuh bantuanmu Grace!”

Lihat selengkapnya