Hanny sedang berada di ruangan tempat Mama Yo dirawat. Ia duduk santai di sofa sambil meneguk minuman botol berwarna merah. Hanny mengusap bibirnya dan melihat jari jemarinya sambil tertawa geli berujar “Tak perlu lipstick untuk membuat bibir memerah, cukup minum minuman ini saja, hahaha.”
Terdengar suara keributan dari luar ruangan kamar Mama Yo, hingga membuatnya bangkit berdiri dan meletakkan botol minuman itu di atas meja. Tanpa sengaja, botol minuman itu jatuh karena Hanny menggeser meja dengan sangat kuat. Sebelum bergerak keluar, Hanny mengelap tangannya yang terkena tumpahan minuman itu dengan tissue kemudian ia meremas tissue itu lalu melemparkannya ke tempat sampah dan berujar kesal “Ahhh, jadi berantakan”
Krek! Krek! Hanny membuka pintu dan melihat semua orang berlarian. Bukankah itu Mulak, monyetnya Yo? Tapi bagaimana bisa ia sampai ke sini? Tanya Hanny heran dalam hati. Mulak menyerang dengan bengis seorang perawat yang sedang mendorong seorang pasien yang duduk di kursi roda. Si perawat tidak bisa melawan, akhirnya perawat dan sang pasien di gigit di bagian wajah. Sesaat setelah itu mereka pun jatuh pingsan.
Monyet itu semakin bertambah, Hanny pun jadi bingung. Ia mengunci pintu kamar dan menarik tirai jendela agar tidak terlihat oleh monyet-monyet itu. “Bagaimana kalau monyet itu masuk kemari?” Gumam Hanny cemas sambil mengepal ke dua tangannya. Hanny mengintip dari tirai jendela dan berseru, “Syukurlah monyet-monyet itu sudah pergi.”
Tiba-tiba Mama Yo dengan tubuh lunglai menggaruk-garuk kepalanya dengan kuat. Mama Yo mengeluarkan suara aneh arghhhhh, arghhhhh seperti anak kecil yang sedang memainkan air liur di dalam mulut. Banyak cairan yang keluar dari lukanya hingga membasahi tempat tidurnya. Mama Yo turun dari tempat tidur dan mencoba membuka pintu kamar.
Hanny menghalangi Mama Yo dan berujar, “Tante mau ke mana?”
Mama Yo tidak menjawab sama sekali, ia hanya membungkukkan badannya dan menggaruk-garuk kepalanya terus-menerus. Hanny hendak membopongnya kembali ke tempat tidur dan berujar pelan “Tante harus istirahat”
Mama Yo melihat Hanny dengan beringas. Matanya memerah dan air liurnya berjatuhan. Mama Yo mendorong Hanny, hingga ia terjungkal. Tak tanggung-tanggung Mama Yo merebahkan badannya di atas badan Hanny, hingga Hanny merintih kesakitan “Aww!” Hanny mendorong dan menendangnya hingga ia bisa bangkit berdiri. Hanny mengambil tabung pemadam dan hendak memukul kepala Mama Yo, tapi ia urungkan niatnya dan berujar lirih, “Ohh, jangan sampai, bisa-bisa tante sekarat kalau kupukul pakai ini”
Mama Yo kembali ingin menyerang Hanny, namun Hanny berhasil mengelak dan membuka pintu kamar untuk segera pergi keluar menyelamatkan diri. “Ya ampun, ternyata sudah banyak korban berjatuhan di rumah sakit ini,” Ujar Hanny prihatin dalam hati. Hanny terus berlari untuk mencari tempat persembunyian.