DIMAS ADI PRATAMA
Di depan cermin Dimas berdiri dan menatap dirinya mengenakan Pakaian dinas lapangan berwarna coklat muda, begitu pas dan gagah di badanya. Tepat dua tahun Dimas berprofesi menjadi seorang polisi, menjadi seorang polisi adalah impiannya sejak ia kecil dan lihatlah sekarang cowok itu mewujudkan apa yang dia impikan, tak lupa bantuan dari doa, usaha dan tentunya kedua orang tuanya.
Pria itu berjalan dengan gagah menarik perhatian banyak orang, bukan hanya polwan saja tapi polisi-polisi lainnya. Cowok itu terus berjalan tak menghiraukan tatapan-tatapan dari yang lain, dari mulai tatapan kagum, suka, ataupun tatapan iri. Dia berhenti tepat di depan seniornya, tak lupa salam hormat untuk para seniornya itu.
"Siap salam," hormat Dimas kepada seniornya.
"Waduh, gue lihat-lihat tambah ganteng aja nih," kata salah satu seniornya, Dimas tertawa tipis mendengarnya.
Selama dua tahun menjadi seorang polisi Dimas sudah cukup akrab dengan para seniornya, dan begitu banyak seniornya yang kagum dan takjub dengan kerja kerasnya selama ini dan tentu tidak gila pangkat. ia hanya ambis untuk mewujudkan apa yang di inginkan.
"Owh iya dimas, tadi lo di cari tuh sama Komandan Anton katanya ada hal penting," ucap seniornya menambahkan.
Dimas mengangguk, "Siap, kalau begitu saya kedalam dulu bang," ucap Dimas tanpa basa basi berlalu begitu saja meninggalkan seniornya.
Dimas berjalan kedalam ruangan pak Anton, Pak Anton adalah kepala direktorat samapta atau Korps sabhara. Korps sabhara adalah salah satu unit dalam kepolisian Republik Indonesia, bertugas menjaga dan memelihara keamanan serta ketertiban umum. Mereka sering terlihat dalam kegiatan patroli rutin, pengamanan acara publik, dan operasi tangkap tangan.