You Are

Momo
Chapter #1

3-3

Triiiiiiiiiiiing!!!! Suara alarm yang sangat keras menyeruak ke seluruh ruangan. Kamar yang sangat berantakan, baju-baju bertebaran di lantai dan barang-barang terletak tidak pada tempatnya. Salah satunya sikat gigi yang tercelup di dalam gelas kecil di atas meja samping tempat tidur. 

Paris bangun dengan kesal. Jack di sebelahnya ikut terbangun. Braaaaak!! Alarm itu jatuh ke lantai setelah Paris melempar bantalnya. “Good morning lady!” sapa Jack cowok bule yang ditemuinya semalam di club. Paris tak mengindahkannya dan masih menutup matanya. 

Jack bangun dan mendekatkan kepalanya untuk mencium Paris. Sontak Paris menamparnya keras. “Ouch!!!” teriaknya sambil mengusap pipinya yang memerah. Jack berbisik, “Thanks for last night!”. “Close the door when you’re out!” ujar Paris dengan suara serak. 

Jack menggigit bibir bawahnya. Segera ia berdiri dan mengenakan bajunya. “Call me for next round!” ujarnya lalu keluar apartemen Paris. “Cuma amatiran belagu mau next round segala!”. Paris kembali memejamkan matanya.

Beberapa saat hpnya berdering sangat kencang. “Huuuuh apa lagi sih??!!” teriak Paris kesal sambil menutup telinganya. Hp itu terus berbunyi minta segera diangkat. Paris mengangkatnya dengan kesal. “Apaaaa??” teriaknya. “Aaaah uhhhmm kak... Kakak nggak lupa kan hari ini ada rapat?” ujar Cairo juniornya dengan suara gemetar. “Gue lupa! Kalian rapat aja tanpa gue!”. “Kak pliss dateng kalo nggak..” Cairo terdiam. “Kalo nggak apa? Si botak mau marahin gue?” “Sampai sini lebih dari 10 menit gajimu saya kurangi 80%!” ujar suara yang terdengar tua. Tuuuut.. Telepon diputus dari sebrang. 

“Aaah sialan!” ujarnya yang langsung menggosok giginya dengan sikat gigi yang terletak di atas meja. “Aaah lupa!” gumamnya saat ingat bahwa ia tengah menggosok giginya tanpa odol. “Udah deh biarin! Makan permen aja entar!” dan melanjutkan kembali.

Segera ia memakai kaos oblong dan celana jeans longgar untuk berangkat ke kantor. Tak lupa ia membawa permen mint sebagai penangkal bau mulut setiap kali ia lupa menggosok gigi.

“Selamat pagi!” sapa Paris saat masuk ke ruang rapat tanpa rasa bersalah. Pak Tejo menggelengkan kepalanya sebal. Kalo saja bukan karna kecerdikan dan parasnya yang ayu sudah dari dulu Pak Tejo gatal ingin memindahkannya ke bagian lain. 

Rambut Paris yang acak-acakan seperti singa sangat menarik perhatian seisi ruangan namun ia tak peduli dan duduk santai di salah satu kursi. Ia melirik sinis ke arah Cairo yang duduk di sampingnya. Cairo mengusap kedua telapak tangannya dan mouthing “Maaf!” Agra senior tampan yang duduk di sebelah kanan menyentilnya, “Sisiran dulu sebelom berangkat apa beratnya sih?” Paris memakan permen mint yang dibawanya, “Gosok gigi aja gue lupa apalagi sisiran!” ujarnya santai. “Ckck” Agra geleng kepala. 

Sudah hampir 5 tahun Paris bergabung dalam intel. Ia menjadi satu-satunya wanita di bagian ini. Ia berada di bawah tim Burg yang dikhususkan mencari informasi seputar human trafficking dan narkoba tapi di situasi tertentu tim ini juga menangani kasus lain. Masuk ke bagian intel berarti harus membuang nama dan identitasnya dalam artian agar identitas sebenarnya tidak diketahui musuh. Untuk itu nama panggilan mereka akan selalu berubah begitupula dengan identitas mereka.

“Untuk rapat kali ini seperti yang sudah saya katakan sebulan sebelumnya bahwa kita sedang mencari keberadaan buronan narkoba China, Changyi. Team avengers yang sedang mencarinya belum membuahkan hasil hingga saat ini. Maka dari itu saya akan buat satu team lagi untuk membantu melecak keberadaannya. Team harimau hitam akan terdiri dari Agra sebagai kapten, lalu Cairo, Diego, dan Reno. Untuk strategi pencarianya...”. Mendengar namanya tak masuk dalam list, Paris langsung melotot ke arah Cairo. Cairo menunduk dan menciut. Mampus gue bentar lagi! batinnya menangis.

Setelah rapat sekitar 2 jam Pak Tejo meninggalkan ruang rapat. Cairo berdiri dengan tergesa namun langsung ditarik Paris. Paris mencengkram kuat kerah Cairo. “Maksud loe apaan nyuruh gue cepet-cepet dateng ke sini dan nyatanya keberadaan gue nggak ada gunanya!”

“Ampun kak! Gue mana tau jadinya begini! Pak Tejo nyuruh gue speaker tadi!” Cengkraman Paris langsung dilepas Agra. “Daripada loe nggak ada kerjaan mending bantuin gue nyusun strategi buat nangkep mucikari di daerah X!” “Haaah males gue! Dari dulu kerjaan gue cuma nangkepin mucikari mulu! Sekali-kali gue pingin nangkep buronan yang lebih menantang kaya begal kek!” “Soalnya cuma elo cewek dibagian intel dan cocok buat kasus ini. Masa Cairo yang disuruh dandan jadi cewek? Nggak ada 5 menit langsung ketauan!” timpal Diego. “Tapi nggak ada tantangannya! Selalu dengan gampang gue nangkepnya! Tujuan gue masuk intel karna gue pingin kerja kaya di epep kan keren!”

Agra mengacak-acak rambut Paris “Daripada ngebacot nggak jelas mending loe mandi dan keramasin rambut loe! Loe itu cewek tapi kenapa jadi paling cowok diantara kita! Jarang mandi, gosok gigi sering lupa! Loe nggak mau punya pacar?” “Masalahnya gue cuma mau pacaran sama elo! Mau nggak jadi pacar gue?” “Sorry gue masih normal!” ujar Agra geli. 

“Sial! Emang gue apaan!” “Tapi bener yang dibilang Agra. Rapiin deh penampilan loe biar lebih enak diliatnya!” Diego menimpali. “Loe mau mati ya?” ujar Paris sambil mengunci leher Diego yang tinggi badannya 186 cm itu. “Iya deh! Gue potong nanti pulang kerja! Sebenernya gue juga udah risih banget punya rambut sepanjang ini. Semuanya gara-gara si botak ngelarang gue potong!” Mereka berempat tertawa.

***

Jam menunjukkan pukul 4 sore waktunya untuk pulang. Sesaat Pak Tejo akan meninggalkan ruangan hpnya berdering. 

“Halo” 

“Selamat siang pak! Kami melaporkan bahwa kami sudah mengetahui posisi Changyi. Malam ini Changyi akan mengunjungi hotel A dan.....” 

“Dan apa?” 

Helaaan napas dari sebrang. 

“Besok Changyi akan pergi ke Kamboja! Kami belum bisa mengetahui jam berapa Changyi take off. Jadi.... Menurut kami operasi penangkapannya harus dilaksanakan malam ini juga!”

Braaak Pak Tejo menggebrak meja dan diam sesaat. 

Lihat selengkapnya