You Are Mine

OkaSalsa
Chapter #13

Pemintaan Yang Nggak Bisa Ditolak

🤍Hello everyone, I'm back again, how is everyone doing? You must all be well, right? I want to tell this story, even though it's not that interesting though.... 🤍💔❤️‍🩹🌹


Happy Reading.


.

.

.

.

.


Api perapian terus berderak, menyebarkan cahaya oranye temaram yang menari di dinding kamar tidur itu. Ariana duduk di kursi dengan tubuh lelah, matanya masih menatap Dito yang berbaring dengan perban putih di pinggangnya. Luka parah itu membuat wajah pria itu pucat, tapi kini sorot matanya sudah lebih hidup daripada sebelumnya.


Beberapa jam sudah berlalu sejak ia tiba di mansion ini. Para pelayan telah pergi, hanya menyisakan dua penjaga di pintu dan Ariana sendiri yang duduk menemani. Sunyi. Hanya desah napas Dito yang sesekali terdengar berat.


"Ariana."


Suara serak itu memanggil. Ariana sontak menoleh. Dito menatapnya dengan tatapan tajam, meski tubuhnya masih lemah.


"Ya, Pak?"


"Mulai malam ini... kau akan tinggal di sini. Rawat Saya sampai Saya pulih."


Ariana terbelalak. "A-apa?" Suaranya meninggi karena kaget. "Pak, saya... saya nggak bisa! Saya harus kuliah, saya mahasiswa beasiswa. Kalau saya absen tanpa alasan darurat, beasiswa saya bisa dicabut!"


Dito menghela napas pelan, seolah sudah menduga jawaban itu. "Kau pikir Saya tidak tahu itu?" katanya tenang. "Tenang saja. Semua sudah kuatur. Kau tidak perlu khawatir."


Ariana mengerutkan kening, bingung sekaligus tidak percaya. "Maksud Anda... diatur? Bagaimana bisa? Tidak ada orang yang bisa seenaknya begitu saja mengatur urusan kampus."


Dito menoleh sedikit, menatapnya dengan senyum samar. "Kau terlalu polos, Ariana. Dunia ini tidak sesederhana yang kau kira."


Kata-katanya membuat Ariana terdiam. Hatinya berdebar keras. Apa maksudnya?.


"Pak, saya serius. Kalau saya absen lebih dari batas, saya bisa dikeluarkan. Saya nggak punya pilihan lain selain kuliah dengan benar. Hidup saya... masa depan saya bergantung pada beasiswa itu." Suaranya bergetar, jujur keluar dari ketakutannya sendiri.


Dito memejamkan mata sejenak, lalu membuka lagi. "Kau pikir kampus itu milik siapa?" tanyanya datar, suaranya berat namun santai.


Ariana membeku. Pertanyaan itu menusuk langsung. Apa maksudnya? Kampus itu... punya siapa?.


Otaknya berputar. Ia tahu, kampus tempatnya kuliah termasuk salah satu universitas elit, meski menerima banyak mahasiswa beasiswa. Banyak rumor bahwa universitas itu berada di bawah yayasan besar milik keluarga kaya raya, tapi Ariana tidak pernah tahu detailnya.

Lihat selengkapnya