You Are Mine

OkaSalsa
Chapter #20

Malam Kelam Ariana

🤍Hello everyone, I'm back again, how is everyone doing? You must all be well, right? I want to tell this story, even though it's not that interesting though.... 🤍💔❤️‍🩹🌹

Happy Reading.


.


.


.


.


.


Mereka tidak tahu, Ariana sedang berada di tempat yang tak pernah mereka duga terkurung dalam permainan berbahaya seorang pria yang lebih dekat daripada yang mereka bayangkan.


Di tempat lain, jauh dari kampus, seseorang tengah duduk di kursi mewah sambil menikmati segelas anggur. Senyum tipis terlukis di wajahnya. Ia tahu, Kenzo pasti sudah mulai curiga.


Dan itu justru membuat permainan semakin menarik.


Malam itu di kamar mewah mansion Alveric, suasana begitu sunyi. Lilin di sudut meja perlahan habis, asap tipis menari di udara. Dito duduk di kursi kulit hitam, sebuah rokok terjepit di antara jemarinya, sementara segelas anggur merah berkilau di tangan satunya.


Di hadapannya, Ariana terbaring tak berdaya di ranjang besar, wajahnya teduh, seolah tengah tidur pulas tanpa beban. Padahal, tidur itu bukanlah alami itu buah dari minuman yang sudah Dito campur dengan obat.


Asap rokok mengepul, menari mengikuti hembusan napas Dito. Matanya dingin, tatapannya tidak pernah lepas dari gadis muda itu. Ia mengangkat gelas anggurnya, menyesapnya perlahan, lalu tersenyum sinis.


“Begitu mudahnya kau masuk ke dalam permainan ini, Ariana Prawira.” gumamnya lirih. “Dan dengan ini, Kenzo… lo akan menyesali segalanya.”


Dito berdiri. Tangannya bergerak ke meja kecil, mengambil sebuah kamera kecil berwarna hitam. Ia memeriksa baterai, lalu mengarahkannya ke posisi yang tepat menyasar ranjang, tempat Ariana terlelap. Lampu indikator menyala hijau, tanda rekaman sudah dimulai.


Dengan langkah tenang, Dito membuka kancing jasnya satu per satu, menjatuhkannya ke kursi. Lalu jari-jarinya meraih kancing kemeja putihnya, membukanya pelan, hingga dada bidangnya terekspos samar dalam cahaya lampu kamar. Ia sengaja mengatur posisinya, membelakangi kamera, namun memastikan bayangan Ariana tetap tertangkap jelas.


Di bibirnya terukir senyum dingin.


Ia melangkah ke ranjang, lalu duduk di tepi kasur. Sesaat, ia hanya diam, memandangi wajah Ariana yang begitu polos. Jarinya terulur, menyusuri pelan garis rahang hingga pipinya. Kulitnya terasa hangat, lembut, dan Dito mendadak merasakan sesuatu yang tak ia duga bayangan masa lalu.


Bayangan Ara.


Lihat selengkapnya