You Are Mine

OkaSalsa
Chapter #22

Ariana Pingsan

🤍Hello everyone, I'm back again, how is everyone doing? You must all be well, right? I want to tell this story, even though it's not that interesting though.... 🤍💔❤️‍🩹🌹


Happy Reading.


.


.


.


.


.

Pagi di kota kembali sibuk dengan rutinitas. Suara klakson bersahut-sahutan, jalanan dipenuhi kendaraan, dan orang-orang terburu-buru menuju tempat kerja. Di tengah hiruk pikuk itu, Dito melangkah tenang dengan jas hitam dan kacamata yang menambah aura dinginnya.

Bagi para mahasiswa, ia tetap “Dosen Killer” yang dikenal tanpa ampun. Tatapannya tajam di ruang kelas, nada suaranya keras, dan setiap tugas yang dikumpulkan jarang sekali mendapat nilai sempurna. Seolah-olah tidak ada yang berubah. Seolah dua minggu terakhir hanyalah hari-hari biasa.

Namun, di balik ketenangan itu, Dito menyimpan rahasia besar. Ia tahu Ariana masih terkunci rapat di mansion. Ia tahu pelayan dan maid setia melaporkan setiap gerak-gerik gadis itu padanya. Tapi bagi dunia luar, ia menjalani hidup normal: mengajar, menghadiri rapat kampus, baca buku di tempat yang tenang tepatnya di rooftop, menyendiri di tempat favoritnya di balkon apartemennya.

Sore itu, Dito baru saja pulang dari kampus menuju apartemen pribadinya di pusat kota. Apartemen mewah itu berada di lantai atas gedung tinggi dengan pemandangan lampu-lampu kota. Ia meletakkan tas kerja di sofa, lalu menuangkan segelas anggur.

Baru saja ia hendak duduk, suara bel pintu berbunyi. Alis Dito terangkat. Ia jarang menerima tamu di apartemennya. Dengan langkah hati-hati, ia menuju pintu dan membukanya.

Di depan pintu, berdiri Kenzo.

“Eh, lo ada apa datang kesini, biasanya juga telpon doang?” suara Dito datar, meski matanya sempat berkedip cepat, menyembunyikan keterkejutan.

Kenzo menatapnya dengan sorot curiga. Rahangnya mengeras. “Kita perlu ngomong, Paman.”

Dito tersenyum tipis, lalu mempersilakan masuk. “Silakan. Lo mau ngomongin apa?”

Kenzo masuk, menatap sekeliling apartemen yang rapi namun dingin. Ia berdiri tegak, menolak duduk. “Gue cuma mau tahu, Paman hampir dua minggu lo ngilang. Dan kebetulan, Na juga ngilang di waktu yang sama. Menurut lo itu kebetulan?”

Dito meneguk anggurnya dengan santai. “Gue ada urusan di luar kota. Lo tau sendiri kerjaan dosen nggak cuma ngajar, tapi juga riset sama konferensi. Jadi jangan mikir aneh-aneh.”

Kenzo mengepalkan tangan. “Kalau gitu, lo pasti tahu Na ke mana. Dia pamit sebentar ke supermarket dari asrama, tapi sampai sekarang nggak balik. Gue udah cari ke mana-mana. Nihil.”

Lihat selengkapnya