You Are Mine

OkaSalsa
Chapter #41

Pernikahan Kenzo Dan Annisa

🤍Hello everyone, I'm back again, how is everyone doing? You must all be well, right? I want to tell this story, even though it's not that interesting though.... 🤍💔❤️‍🩹🌹


Happy Reading.


.


.


.


.


.


Pagi itu, mentari baru saja menampakkan sinarnya di langit timur. Alveric Emerald Bay Resort berdiri megah di tepi laut, memantulkan cahaya keemasan yang lembut di permukaan air. Udara terasa sejuk, namun di balik kesejukan itu, jantung dua insan berdegup kencang Annisa dan Kenzo. Hari yang ditunggu telah tiba. Hari di mana nama mereka akan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.


Keamanan hotel diperketat sejak fajar. Di pintu gerbang utama, para tamu diperiksa satu per satu oleh petugas berseragam hitam elegan. Setiap tamu wajib menunjukkan kartu undangan dengan lambang keluarga Alveric-Gunawan yang dicetak dengan tinta emas. Tanpa itu, tak seorang pun diperkenankan masuk.

Para tamu yang datang bukan orang biasa, semuanya dari kalangan terpandang: pengusaha besar, pejabat, dan rekan bisnis keluarga Alveric serta keluarga Sanjaya. Tidak ada media, tidak ada wartawan, tidak ada kamera publik. Pernikahan ini bukan sekadar sakral, tapi juga rahasia besar yang harus dijaga dengan sempurna.

Di ruang pengantin, Annisa duduk diam di depan cermin besar. Wajahnya dirias lembut, mengenakan kebaya putih berhias bordiran perak dan kerudung tipis yang menjuntai hingga punggung. Namun, di balik senyum samar di wajahnya, ia berjuang menahan rasa mual yang datang tiba-tiba. Sejak subuh tadi, tubuhnya terasa lemah.

“Mbak Annisa, istirahat sebentar ya, jangan tegang,” ucap Mitha, salah satu perias yang dipercaya oleh keluarga Alveric.

Annisa hanya mengangguk. Ia meremas pelan perutnya, mencoba menenangkan diri. Morning sickness menyerangnya lagi hal yang sering terjadi akhir-akhir ini. Tapi ia tahu, hari ini ia harus kuat. Tidak ada ruang untuk terlihat lemah, apalagi di depan banyak orang penting.

Setelah beberapa menit beristirahat, ia akhirnya berdiri. Matanya menatap bayangan dirinya di cermin cantik, namun juga asing. Ia tak lagi melihat Annisa yang dulu bebas, tomboy, dan ceroboh. Kini yang berdiri di hadapannya adalah seorang wanita dewasa, calon ibu, dan sebentar lagi menjadi istri dari Kenzo Aidan Alveric.

Sementara itu, di ruang sebelah, Kenzo mengenakan jas putih dengan sorban kecil di kepadanya gaya islami yang dipadukan dengan nuansa modern. Ia tampak gagah, meski di matanya jelas ada sorot canggung dan gugup. Damian Raka Alveric, ayahnya, menepuk bahunya pelan.

“Jaga nama baik keluarga, Kenzo. Hari ini bukan hanya tentang kamu dan dia. Ini tentang tanggung jawab dan kehormatan,” katanya tenang namun tegas.

Kenzo mengangguk. “Iya, Pa. Aku ngerti.”

Jam menunjukkan pukul delapan tepat. Musik lembut mengalun di aula utama hotel. Tirai putih terbuka perlahan, memperlihatkan ruangan megah dengan dominasi warna putih dan gold. Di tengah ruangan, meja akad nikah sudah disiapkan sederhana, namun berkelas.

Penghulu duduk di hadapan mereka, dikelilingi keluarga inti dari kedua pihak. Kenzo duduk di sisi kiri, sedangkan Annisa di sisi kanan dengan wajah menunduk malu. Detik itu, seluruh dunia seolah berhenti berputar.

“Baik, nam Kenzo Aidan Alveric,” suara penghulu terdengar lembut. “Apakah anda bersiap menikahi Nona Annisa Dwi Sanjaya dengan mahar emas dan peralatan sholat?”

Kenzo menatap Annisa sekilas, lalu menjawab mantap, “Saya siap, Pak.”

Satu kalimat sederhana, namun suaranya bergetar. Tangannya menjabat tangan dengan penghulu. Beberapa detik kemudian, akad nikah diucapkan dengan lantang dan jelas. “Saya nikahkan dan kawinkan…” suara penghulu menggema, diikuti dengan lantunan doa yang menenangkan hati.

Dan ketika semua saksi berkata, “Sah,” suasana pun berubah haru. Tepuk tangan lembut terdengar dari keluarga dan tamu. Annisa menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

Hari itu, di bawah cahaya pagi yang menembus tirai putih, dua hati yang terpaksa bersatu akhirnya diikat oleh tali suci. Mungkin bukan cinta yang membawa mereka ke pelaminan, tapi tanggung jawab dan takdir yang lebih besar dari kehendak manusia.

Dan ketika penghulu menutup doa dengan kata “Amin,” seluruh hadirin menunduk, sementara di dalam hati Kenzo dan Annisa, sebuah rasa baru perlahan tumbuh rasa yang belum bisa mereka beri nama, tapi mungkin… itulah awal dari cinta yang tak pernah mereka rencanakan.

Penghulu tersenyum, lalu berkata pelan, “Sekarang, silakan nak Annisa mencium tangan suaminya, sebagai tanda bakti dan hormat seorang istri.”

Annisa menatap Kenzo pelan, lalu maju sedikit. Tangannya yang halus meraih tangan Kenzo, dan perlahan mencium punggung tangannya dengan penuh hormat. Saat itulah, sesuatu yang tak bisa dijelaskan menyelinap ke dada Kenzo.

Ia menatap Annisa lama, dadanya bergetar hebat. Ada perasaan hangat yang menyusup tiba-tiba bukan cinta, tapi sesuatu yang lebih dalam: rasa haru, rasa bersalah, dan keinginan untuk melindungi. Matanya sedikit berkaca-kaca tanpa ia sadari.

Penghulu kemudian berkata lagi, “Sekarang giliran suami mencium kening istrinya.”

Kenzo mendekat perlahan, menatap Annisa yang masih menunduk. Dengan lembut, ia letakkan tangannya di kepala Annisa, lalu menunduk dan mencium keningnya.

Saat bibir Kenzo menyentuh kulit lembut di keningnya, mata Annisa terpejam. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang, lebih kuat dari biasanya. Ada rasa damai yang aneh menyelinap di dadanya. Ia yang dulu selalu kuat dan dingin, kini menangis pelan. Air mata hangat mengalir di pipinya.

Kenzo menatap wajahnya yang basah air mata, dan untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar bersalah dan sekaligus bersyukur. lalu mereka berdua merasa canggung setelah mencium tangan dan kening, acara prosesi ijab kobul dan sakral berakhir dengan lancar dan penuh dengan suka citra.

🤍🤍💔❤️‍🩹🌹



Mentari sore mulai condong ke barat, sinarnya menembus jendela besar suite pengantin di Alveric Emerald Bay Resort, menciptakan semburat keemasan yang lembut di dinding ruangan. Setelah prosesi akad nikah yang khidmat dan penuh haru pagi tadi, kini suasana menjadi lebih tenang namun juga penuh canggung.

Lihat selengkapnya