You are My Destiny

yoursweetcrush
Chapter #2

Masa Lalu

Dennis menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Seragam SMAnya belum ia lepaskan. Matanya terpejam, pikirannya kembali ke masa itu. Empat tahun lalu, di saat semua sibuk memilih SMA mana yang akan diambil.

"Gita!" Dennis berteriak dari lapangan tempat upacara sekolah dilaksanakan. Gita yang berada di lantai dua segera menoleh ke bawah. Ia tersenyum ketika mendapati Dennis tengah tersenyum memanggilnya. 

"GITA, MULAI HARI INI KAMU PACAR AKU YA!" Gita terkejut mendengar Dennis berteriak seperti itu. Semua murid bersorak mendengarnya. Gita tahu, Dennis menaruh perasaan padanya. Tapi Gita tidak yakin dengan perasaannya sendiri. 

Semuanya berjalan begitu sempurna. Tidak pernah ada pertengkaran yang terjadi selama dua tahun berpacaran. Hingga pada akhirnya semua bermula ketika Dennis menerima sebuah surat cinta dari Karina. 

"Ta, aku dapat surat cinta nih." Kata Dennis. Seperti biasa, setiap jam istirahat tiba, Dennis akan selalu duduk di kelas Gita. Entah mengapa sejak kelas satu mereka tidak pernah satu kelas. 

"Dari siapa?" Dan seperti biasa pula, Gita selalu santai ketika mendengar Dennis "ditembak" siswi lain. Baginya, sudah biasa mendengar cerita Dennis seperti itu. Bahkan sebelum mereka berpacaran pun, Gita selalu mendengar cerita seperti itu. 

"Karina."

"Anak kelas satu itu?"

"Kok kamu tahu sih? Jangan-jangan kamu sudah incar ya mana yang kira-kira mau nembak aku? Haha." Dennis tertawa.

"Bukan, aku tahu dari Lia. Katanya ada anak kelas satu setiap hari mampir ke kelas kamu, ngikutin ke mana kamu pergi."

"Duh, kalau cemburu bilang aja. Aku seneng kok kamu cemburu." Dennis menggoda Gita.

"Memangnya aku bilang cemburu ya? Ngaco deh kamu." Dennis hanya bisa terdiam.

Banyak yang berpikir bahwa Gita bersikap terlalu dingin kepada Dennis. Bahkan mungkin sebenarnya Gita tidak punya perasaan untuk Dennis. Dan, bukan sekali dua kali Dennis mendengar pernyataan itu. Bahkan kini, teman dekatnya sedari SMP pun meragukan Gita. 

"Nis, sudah terima aja itu si Karina. Kayanya lebih suka dibanding Gita deh." Mata Dennis melotot mendengar kata-kata Agus. 

Lihat selengkapnya