You Are My Flaky

Luca Scofish
Chapter #1

Chapter 1

Musim kemarau tahun 2005, SMP Secang, Magelang, Kelas Bahasa 2B.

Aku dikenal oleh teman satu kelas sebagai murid berandalan, sering berkelahi, kerap tidur di kelas, gemar membolos, dan tak jarang pula mendapat nilai pelajaran yang menyedihkan. Kendati begitu, aku yang jangkung dan bertubuh atletis ini akhirnya terpilih menjadi ketua kelas setelah berhasil mengumpulkan suara terbanyak dari empat puluh murid yang ada di kelas. Dan aku pun tak bisa berbuat seenaknya lagi karena status sebagai ketua kelas menuntutku harus menaati segala peraturan di sekolah agar dapat menjadi panutan bagi teman-temanku.

Dalam pikiranku, harus menaati aturan yang ditetapkan oleh seorang guru saja sudah cukup memusingkan, apalagi peraturan satu sekolah. Namun, aku juga selalu berpikir, Bukankah peraturan dibuat untuk dilanggar?

"Eri Trisnata, kau itu seorang ketua kelas atau ketua partai politik? Daripada berisik seperti itu, lebih baik kau berpidato di mimbar kelas saja. Siapa tahu di kemudian hari nanti kau akan menjadi politikus terkenal yang pandai mengobral janji!" sindir Pak Burhan dari meja guru, sambil melirikku yang sibuk mencoret-coret sampul buku pelajaran.

Pak Burhan adalah wali kelas kami yang berperawakan seperti Godzila. Kumis dan rambutnya hitam lebat, dicat untuk menyembunyikan sedikit uban. Sindir menyindir adalah ciri khasnya untuk memberi efek jera bagi murid nakal sepertiku.

"Saya bersalah, maafkan saya. Saya siap menerima hukumannya."

Aku menghentikan coretan-coretanku sambil memasang raut wajah serius dan dingin, kemudian melirik sekilas sosokku yang terpantul di kaca jendela dengan jelas dan apa adanya. Karakter wajahku yang maskulin membalas tatapanku. Sedikit poni hitam lekat menjuntai menutupi alis, tepat di atas lipatan mataku yang tipis dan berwarna hitam keemasan. Ditambah hidung lancip dan bibir tipis berwarna merah alami membuat raut wajahku terlihat bersinar, meskipun ekspresi wajahku sedang menampakkan raut muka serius. Seragam putih yang berhiaskan nama sekolah sangat nyaman bagiku dan terlihat pas di kedua bahuku. Bagaimanapun juga, kombinasi itu membuatku terlihat cukup keren.

Sial! Aku adalah ketua kelas yang tak diharapkan oleh para guru. Sebab, aku terpilih karena teman-temanku sudah merencanakan skenario penjebakan ini jauh-jauh hari, supaya aku tidak membuat keributan atau menjahili mereka lagi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Kabarnya mereka juga akan mencalonkanku sebagai ketua OSIS. Tidak pernah terlintas dalam kepalaku untuk terpilih menjadi ketua kelas, aku pun tidak tahan dengan pandangan menghina seperti itu.

Selama ini aku tidak pernah bisa menikmati kehidupan sekolahku. Hanya saja aku semakin lihai berpura-pura bahwa aku terbiasa dengan sekolah. Oleh karena itu, membuat sedikit kegaduhan di kelas sewaktu pelajaran berlangsung adalah caraku untuk menarik perhatian teman-teman sekelas dan aku malah merasa bangga karena di saat yang sama berhasil menjadi pusat perhatian.

Berengsek! Kalian teman-teman yang suka menjerumuskan teman sendiri ke hal-hal positif! Membuat masa mudaku penuh masalah! Semoga kalian merasa puas! Sambil sok-sok-an membaca buku pelajaran, aku berusaha tegar menghadapi segala cobaan ini.

Lihat selengkapnya