You Are My Flaky

Luca Scofish
Chapter #5

Chapter 5

Di kelas ini, aku bisa membayangkan diriku menjadi seorang penulis skenario; penjelajah cinta, penjerat teman, dan pencari jejak teman. Hal itu sangat mengasyikkan sekali daripada aku harus duduk manis di meja sambil mempelajari buku yang bisa membuatku mengantuk dan bosan. Aku perlu sedikit kesenangan dalam kehidupanku. Dan itu tidak mungkin kudapatkan jika hidungku menempel di buku. Hal-hal di luar pelajaran sekolah memang sangat menggairahkan bagi kebanyakan anak remaja.


"Eri, caramu menjahili Hasan, Riyu, dan Agung tadi sangat norak sekali." Mulan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika aku baru saja mencuri celana dalam milik ketiga teman baikku itu dari ruang ganti sekolah seusai pelajaran olahraga, lalu menyembunyikannya di atas bunga bougenville yang ada di depan koridor kelas kami.


"Kalau sangat norak, kenapa kau tertawa?" tanyaku.


"Tolong ya, siapa pun yang melihat hal konyol semacam itu pasti akan tertawa, oke?" balas Mulan. "Tapi, menurutku kau mempunyai bakat terpendam. Dan, kurasa tahun depan adalah saat yang paling tepat untuk membuktikan bakat terpendammu itu dengan mengikuti audisi pelawak Indonesia. Siapa tahu kau akan menjadi terkenal."


"Kalau aku jadi terkenal, aku takut membuatmu cemburu."


"Cemburu bagaimana?"


"Hm, bagaimana ya... aku juga tidak tahu."


"?"


"Oh iya, Mulan, kemarin aku membaca komik Naruto di Kenzo lagi, lho. Kau tahu tidak, ternyata aku dan Sasuke mempunyai sifat yang nyaris serupa." Aku mengalihkan obrolan, berharap Mulan tidak memikirkan perkataan yang tak bisa kujawab barusan.


Saat mengobrol dengan Mulan, ada saja hal yang bisa mengalihkan pembicaraanku. Hal itu terjadi begitu saja secara spontan. Hanya saja, dibutuhkan keahlian khusus bagi anak laki-laki untuk merangkai kata dan sedikit keberanian untuk merayu anak perempuan. Aku yang masih di bawah umur ini benar-benar belum menguasainya dengan baik. Meski begitu, aku juga berusaha mempelajarinya.


Suatu hari ketika jam istirahat pertama hampir berakhir, aku dan Mulan mengalami insiden 'istimewa' di pintu kelas. Aku hendak masuk kelas, sementara Mulan hendak keluar sambil membawa beberapa buku. Dengan terburu-buru Mulan berlari hingga menabrakku yang saat itu berjalan sambil menundukkan pandangan karena malu diperhatikan oleh cewek-cewek dari kelas sebelah. Dan ketika kami jatuh ke lantai, badan Mulan menindih badanku. Rasanya sakit karena aku seperti menahan beban sekarung beras, tapi ketika bibir Mulan mendarat di pipi kananku membuat rasa sakit itu menghilang entah kemana. Kejadiannya mirip sekali dengan adegan-adegan tak terduga yang ada di sinetron atau telenovela, gitu.


Lihat selengkapnya