You Are My Flaky

Luca Scofish
Chapter #21

Chapter 21

Sehari menjelang ujian semester akhir, orangtuaku bertengkar hebat karena ibu berhutang pada rentenir tanpa sepengetahuan ayah untuk membeli baju, tas, dan cincin emas baru. Aku yang masih kecil dan takut menengahi pertikaian mereka tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali pergi dari rumah dan menginap di mushola kampungku sebagai bentuk protes. Dan ketika kembali pulang keesokan harinya, mereka masih bertengkar sampai membuat para tetangga mendatangi rumah kami, sehingga aku merasa sedih ketika melihat adikku menyantap makanan sambil berlinangan air mata.


Beberapa saat kemudian, ponselku berdering. Itu nada pesan singkat dari Mulan. Dan seperti biasa, aku langsung membalasnya dengan penuh semangat meskipun saat itu hatiku sangat lemah.


Selamat pagi, cah Bagus. Sudah siap memulai hari yang mendebarkan?


Pagi juga, cah Ayu. Hm, kita jalani saja hari ini. Sampai bertemu pada jam istirahat pertama, ya?


Lho, kok jam istirahat pertama?


Mungkin aku akan terlambat sampai di sekolah, cah Ayu. Lagian kita juga berada di ruang ujian yang berbeda, kan?


Oh iya, aku lupa. Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan, ya, cah Bagus.


Begitu membaca pesan terakhir dari Mulan barusan, tubuhku serasa disuntik menggunakan morfin. Setelah mandi dengan tergesa-gesa, aku berangkat sekolah dengan berlari ke depan di sepanjang trotoar, berbelok ke arah lampu lalu lintas, kemudian menyusuri jalan di bawah jejeran bangunan. Aku melihat jam tanganku; aku sudah terlambat; aku cepat-cepat menambah kecepatan berlariku. Untuk menenangkan debar jantungku yang terlalu bersemangat, aku memutuskan bahwa perubahan attidute-ku karena seorang gadis ini, seperti orang dewasa, adalah sesuatu yang terlalu asing bagi sifatku, bagi hidupku; dan karena itulah, sejujurnya aku sangat takut dengan diriku yang baru. Maka, setelah berdamai dengan diriku, rasa banggaku pun muncul kembali, aku menulis namaku di daftar absensi ujian dengan senyum sumringah sewaktu berada di ruang ujian.


Ketika ujian berlangsung, aku melabuhkan gelora cintaku yang membuat teman-teman dan beberapa guru pengawas menjadi tenang, pada saat mereka mulai mengetahui adanya kelembutan rahasia dan fanatisme menggebu-gebu yang dapat menaklukkan rutinitas belajar mengajar, menyalin buku catatan orang lain, dan memahami dengan baik buku catatan itu. Namun mereka mungkin tak pernah tahu jika semua itu karena "cinta". Namun di pagi itu, harapan-harapan bahwa kesadaranku adalah rangsangan cintaku pada Mulan dan gairah ala pelajar yang berstatus "from zero to hero" akan menjadi sebuah keajaiban tunggal, menyatu dengan lainnya, agar terus-menerus membara dan tak akan pernah hilang. Tetapi, pemandangan di mejaku, rupa tak asing beberapa lembar kertas buram bertinta hitam pucat dengan logo "TUT WURI HANDAYANI" tergambar di atasnya, cukup untuk membuatku merasakan pertentangan tajam antara keindahan memusingkan yang baru kupisahkan, dari hari-hari biasa.


Aku membaca soal-soal ujian beberapa kali, tanpa menengok kanan-kiri maupun depan-belakang. Hatiku telah dipenuhi oleh sebuah cinta yang tiba-tiba dan mendesak pada soal-soal ini karena seorang gadis cantik, sehingga memaksaku untuk bermain jujur. Akulah satu-satunya orang yang kuketahui pernah menjalani operasi otak. Dan sekarang aku bisa menggunakannya untuk memecahkan soal-soal ujian. Ini mukjizat. Kepalaku rasanya seperti kosong, seperti rongga, rasanya seolah-olah terisi air dari pancuran, dingin dan jernih. Dan aku tak bisa beristirahat. Aku menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikan soal ujian, lalu aku melihat keadaan sekitar, tempat para murid yang teliti dan tidak puas sedang berpikir keras dengan soal-soal ujian dan lembar jawab mereka.


Aku mulai berjalan ke meja guru pengawas, melewati beberapa orang, menyapa mereka, gembira, gugup, licik, sambil berkelana dalam ingatanku, tanpa harapan akan saat ini, tergila-gila akan cinta di antara beberapa murid itu. "Ketika aku berjalan di tengah-tengah kalian," pikirku, "Aku bergelut dalam selimut, belum lama tadi."

Lihat selengkapnya