You Are My Sirius Star

Yohajeng
Chapter #3

Kecelakaan Kecil

"Bang Eja, bangun Bang!" Keyla mengoyang-goyangkan tubuh Reza. Tampak wajahnya sangat khawatir melihat Abangnya terkapar lemas di atas ranjang UKS.

Baru kali ini Keyla melihat Reza pingsan dengan kasat mata. Bukankah seorang pria harus tegar?

"Bentar, gue pijit dulu." Raka memijit bagian-bagian penting untuk membuat sadar orang yang sedang pingsan. Agak lama, Reza masih tetap enggan untuk membuka mata. 

"Aduh, kenapa nggak bangun-bangun ya," ujar Raka bingung menghadapi pasien yang satu ini.

"Bang bangun dong, Bang." Keyla memeluk Reza seraya menggoyang-goyangkannya lagi, berharap Reza akan segera sadar.

"Key, Abang lo punya riwayat penyakit gitu enggak?" tanya Raka mengintrogasi. 

"Enggak kok, dia enggak pernah ke dokter, dia selalu sehat walafiat."

Tak lama Reza membuka matanya samar-samar. 

"De ..." ucap Reza lirih.

"Iya Bang, lo kenapa bisa pingsan?" tanya Keyla sedikit lega mendapati Abangnya telah siuman.

"Abang enggak apa-apa kok, palingan tadi Abang dehidrasi doang," ujar Reza ngeles. Sebenarnya ia malu, biasanya laki-laki itu tegar panas-panasan. Eh, sialnya kali ini Reza tak mampu menahan dirinya sendiri dan akhirnya tumbang.

"Dede kirain Abang kenapa-kenapa. Ish Abang mah suka bikin Dede khawatir."

"Kan Abang hobi bikin Dede khawatir, tandanya Dede sayang sama Abang." Reza mencolek hidung Keyla.

"Enggak lucu tahu." Keyla memalingkan wajah dari Reza.

"Sebenernya kalian tadi makan apa sih? Kok bisa pingsan bareng gitu?" tanya Raka.

"Hah?! Dede juga pingsan tadi?" Mata Reza melotot ke arah Dede-nya.

"Hehehe, dehidrasi bang." Keyla meringis.

"Eh, dasar tuh inspektur upacara kampret lama bener amanatnya. Padahal jam buat upacara udah habis, eh dianya masih nerocos aja, kan murid-murid pada dehidrasi kepanasan," gerutu Reza.

"Sabar Bang. Oh ya Kak, tadi kita cuma makan roti tawar kasih selai nanas doang kok sama minum susu. Masa iya makanannya kadaluarsa?" tutur Keyla membalas pertanyaan Raka tadi.

"Coba nanti dicek kali aja rotinya udah kadaluarsa," tukas Raka.

"Iya kali ya." Keyla mengetuk-ngetuk dagunya, mencoba mengingat tanggal kadaluarsa.

Lama mereka berdiam diri. Hening.

"Oh ya Bang, ayo ke kelas. Katanya Bang Eja mau ulangan harian. Dede juga ada ulangan harian nih. Pasti udah mulai nih ulangannya." Keyla menarik lengan Abangnya.

"Eh, enggak usah! Sans aja, nanti gue buatin surat tidak ikut pelajaran." Raka mencegah mereka. Tangan Reza di bawah, di atasnya tangan Keyla, dan atasnya lagi tangan Raka. Agak lama mereka saling bepegang tangan. Saling merasakan kehangatan dan kelembutan. Sampai akhirnya saling melepaskan.

"Hem, kalian gak usah ikut pelajaran nanti malah jadi beban. Lebih baik kalian tiduran aja di sini atau pulang aja, istirahat." Raka menasihati panjang lebar.

"Tapi, sia-sia dong kemarin gue belajar sampe malem."

"Gue juga sia-sia ngebut semaleman ngerjain tugas buat hari." Tampak pada wajah kakak beradik ini sedikit kecewa.

"Oh jadi kalian semaleman maraton belajar sama ngerjain tugas. Pantesan tadi pingsan. Hadeh." Raka menghembuskan napas panjang. 

Lihat selengkapnya