Hari senin baru di minggu ke dua, pagi yang cerah membawa ketenangan. Suara kicauan burung yang terdengar sangat mengganggu di telinga.Seorang gadis cantik yang masih terlelap di balik selimutnya yang hangat.
KRIIING~~
Jam berdering menunjukkan pukul 05.00 WIB.
"Woaamh, sudah pagi lagi rupanya. Kenapa hari berjalan begitu cepat sekali?" Ucapnya yang masih terduduk di tempatnya berbaring sambil menutup luapan di mulutnya dan melihat kearah jam yang ada di meja nakasnya.
(Dapur)
"Kira anak kesayangan ibu, tumben sekali sudah bangun jam segini?" Tanya wanita paru baya.
"Kenapa ibu bicara seperti itu? Kira kan sudah berusaha untuk bisa bangun sepagi ini." Jawab Kira yang tengah duduk di kursi meja makan dengan mengerutkan mukannya kecewa karena pertanyaan ibunya.
"Iya-iya, maafkan ibu" Ucap ibu sambil tersenyum menggoda.
Panggil saja Kira, gadis berusia 18 tahun yang memiliki wajah secantik bintang korea ini adalah putri tunggal dari wanita paru baya pemilik kedai makanan kecil yang ada di seberang halte bus. Mereka hanya tinggal berdua, karena ayahnya sudah tiada semenjak Kira masih duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Jadi bagaimanapun mereka berdua harus hidup sederhana dan saling melengkapi.
Sekarang Kira sudah duduk di bangku kelas 12 SMA. Memiliki wajah yang cantik, pintar dan ramah ini membuat Kira menjadi sorotan pertama di sekolahnya. Tapi hanya saja sikap dinginnya itu yang menjadi kekurangan dirinya.
"Ayo, dimakan dulu ya!" Ucap ibu sembari meletakkan piring yang sudah berisi makanan yang sangat enak, kelihatannya.
"Ehmm,, lezat sekali bu." Ucap Kira yang masih menguyah makanan di mulutnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.
Siapa yang tidak kenal dengan makanan pemilik kedai "IBU KIRA" ini. Tidak jarang pelanggan yang makan disini mengatakan bahwa masakannya sangat sesuai dengan lidahnya, kedai yang selalu dicari semua orang termasuk dari kalangan para pekerja kantoran yang selalu mampir ke kedai untuk makan siang.
Waktu berjalan begitu saja, jam menunjukkan pukul 06.00 WIB dan sekarang Kira harus pergi ke sekolah sebelum dia di hukum lagi karena telat.
Kira yang sudah mengenakan seragamnya lengkap dengan atributnya, sepatu kets dan ransel yang sudah ada di punggungnya itu kini siap untuk pergi ke sekolah.
"Ibu, Kira berangkat sekolah dulu ya." Ucap Kira sembari mencium tangan ibunya dan langsung pergi menuju halte bus yang biasa dia tumpangi.