Rendy POV
"Kenapa aku jadi semangat sendiri seperti ini melakukan perintah darinya? Bukannya Kira membencimu dari dulu, hanya karena hal sepele 5 tahun yang lalu?"
"Sudahlah lebih baik aku selesaikan menyapunya, kakiku masih sakit sekali karena bekas luka kemarin. Ditambah lagi tendangan kasih sayang yang diberikan wanita psikopat kemarin itu, hehe."
Rendy POV END
Setelah kurang lebih 5 menit Kira mengambil air dari kamar mandi akhirnya dia pun kembali membawa sebuah ember yang sudah penuh berisikan dengan air. Dan akhirnya dia mengepel semua bagian lantai di koridor, tidak ada yang terlewatkan hanya saja bagian yang di singgahi oleh Rendy.
"Ya Tuhan!! Ada apa dengannya? Kenapa badanya sangat panas?" Ucap Kira setelah memegang kepala Rendy.
"Hei, ayolah buka matamu!" Ucapnya yang semakin panik.
Kira yang masih terus berusaha untuk membangunkan Rendy itu berniat memanggil guru pengawas yang sedang berjaga, tetapi dia kalah cepat dengan tangan Rendy yang lebih dulu memegang tangan Kira.
"Jangan, jangan panggil siapapun. Bawa aku ke UKS saja!" Ucap Rendy memohon kepada Kira dengan nada sedikit kesakitan.
"Mana mungkin aku bisa membawanya ke UKS sendiri?" Ucap Kira yang semakin kebingungan harus berbuat apa kepada Rendy yang seperti orang sekarat.
"Aku yakin kau pasti bisa. Ayo cepat! AKu sudah tidak kuat lagi."
"Baiklah aku akan membawamu ke UKS, ayo berdirilah pegang tanganku cepat."
Setelah 1 menit berjalan akhirnya mereka berdua sampai di UKS. Memang jarak UKS dari tempat mereka dihukum lumayan jauh, oleh karena itu Kira harus menempuh waktu 1 menit ditambah lagi dia harus membawa beban seberan Rendy.
(UKS Sekolah)
"Terima kasih suda membawaku kemari, Kira." Ucap Rendy berterimakasih kepada Kira setelah ia berhasil berbaring di ranjang UKS.
"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Tingkahmu sudah seperti orang mau mati, kau membuatku sangat ketakutan." Ucap Kira bertanya-tanya dengan kelakuan yang Rendy buat tadi.
"Hehe, apakah kau begitu panik tadi? Bagaimana jika memang aku benar-benar mati tadi?" Jawab Rendy dengan diseringai tawa kecil dan kemudian dia bertanya kembali.
"Jika kau memang benar mati, aku akan langsung menguburmu dan memberikan nama MR. END pada batu nisanmu, karena kau memang benar-benar sudah tamat, selesai." Jawan Kira dengan ekspresi sangat kesal di wajahnya membuat Rendy sedikit tersenyum mendengarnya.
"Hah~ kejam sekali kau. Jadi, jika aku memang sudah mati kau akan bahagia? Tapi aku tidak akan pernah ikhlas dengan perlakuanmu kepadaku selama ini, aku akan menghantuimu setiap saat, hihihii~." Ucap Rendy yang kembali mengoda Kira.
"Sudah jangan bicara. Aku ingin melihat lukamu, mana tunjukkan kepadaku!" Ucap Kira yang sangat ingin mengetahuinya.
"Tidak perlu, ini hanya luka kecil besok pasti sudah hilang."
Tanpa bertanya lagi Kira langsung saja memingkis celana sebelah kanan Rendy, karena semakin penasaran dengan apa yang dilihatnya sebelum membawa Rendy ke UKS.
"Hah! Luka apa ini? Apa ini sangat sakit?" Ucap Kira setelah mengetahui luka yang sangat aneh tepat di daerah tulang kering Rendy berada.
"Tidak, ini tidak sakit kok." Jawab Rendy yang sudah jelas berbohong.
"Maafkan aku! Aku mohon maafkan aku!" Ucap Kira yang masih melihat luka Rendy yang begitu parah.