You Are My Soulmate

A Story by Fidnaa
Chapter #7

RAHASIA?

(Kira POV)

"Apa kau juga punya sebuah rahasia sepertiku atau sesuatu yang tidak semua orang tau tentangmu? Aku penasaran apa gadis secantik dan sepintar dirimu juga punya sesuatu yang tidak boleh diketahui semua orang." Tanya Rendy tiba-tiba membuatku terkejut.

"Rahasia?"

Apa aku punya sebuah rahasia yang belum aku ceritakan ke semua orang? Apa rahasia itu? Oh, aku punya satu, yang menurutku tidak perlu untuk dikatakan. Tapi jika aku menceritakannya kepada Rendy, apa aku bisa lega? Aku harap iya.

"Rahasia? Mungkin ada."

"Apa? Bolehkah aku mengetahui rahasiamu itu?" Tanyanya lagi yang mulai penasaran dengan rahasia yang kumiliki.

"Apa aku tidak boleh mengetahuinya? Aku janji aku tidak akan memberitahukan kepada siapapun." Ucapnya lagi, kali ini dia membuat janji dengan mengarahkan jari kelingkingnya kearahku.

"Hmm baiklah, aku akan mengatakannya kepadamu. Rahasia, sebenarnya ini bukan sebuah rahasia. Tapi akan sangat berbahaya jika aku salah melangkah lagi."

"Benarkah? Apa maksud dari semua itu?"

"Sebuah hal kecil yang dibiarkan menjadi semakin besar, jangan lakukan itu kepadaku atau aku tidak akan pernah kembali lagi. Ingat jangan pernah lakukan hal itu kepadaku."

"Aku semakin tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu."

"Sedikit rumit untuk dimengerti, aku tidak bisa mengatakan lebih jelasnya. Maafkan aku, tapi aku hanya mengingatkan satu hal tadi jangan perna lakukan apa yang kularang."

"Serumit itukah? Baiklah, aku akan berusaha untuk menepatinya. Apa kau percaya denganku?" Tanya Rendy yang tiba-tiba meragukan kepercayaanku kepadanya.

"Haruskah aku percaya?" Jawabku dengan sedikit tersenyum.

"Kenapa kau malah tersenyum? Aku butuh jawabanmu bukan senyumanmu."

"Ah dasar, baiklah aku akan mempercayaimu."

Mungkin aku akan sedikit lega mengatakannya kepada Rendy, meskipun tidak seratus persen. Tapi aku yakin Rendy akan mengerti apa yang ku katakan kepadanya.

Entah mengapa perasaanku sedikit berbeda berada di sampingnya saat ini. Aku merasa sedikit nyaman dekat dengannya, apa ini namanya cinta? Tidak, tidak mungkin aku bisa mencintai laki-laki yang selama ini menjadi musuhku. Kira sadarlah, kau terlalu kebawa perasaan ada di sampingnya sekarang.

(Kira POV END)

Tanpa terasa sudah sangat lama Kira berada di rumah Rendy, kini saatnya dia harus kembali ke kedai untuk membantu Ibunya.

Belum pernah sebelumnya dia bermain ke rumah temannya selama ini. Karena ini menjadi rumah teman laki-laki pertama yang pernah Kira singgahi.

"Sudah siang rupanya, aku harus kembali. Ibuku di kedai sendiri, aku harus membantunya." Ucap Kira basa-basi dengan tujuan untuk pamit pulang.

"Kenapa waktu cepat sekali, aku masih ingin bersamamu. Baiklah aku akan mengantarmu." Ucap Rendy yang tiba-tiba bergegas menawarkan tumpangan kepada Kira.

"Tidak perlu, aku bisa naik bus saja di depan."

"Kau itu sangat keras kepala sekali ya. Sudah aku bilang, aku akan mengantarmu jadi tunggu saja disini aku akan mengambil kunci motorku."

Rendy yang sangat ingin mengantarkan Kira pulang itu akhirnya berhasil membawa Kira duduk di belakang bersamanya di atas motor.

25 menit mereka berdua di perjalanan dan sesampainya di depan kedai Ibu Kira mereka berhenti.

(Kedai Ibu Kira)

"Apa kau tidak ingin masuk dulu?" Tanya Kira seusai turun dari motor.

"Tidak, lain kali saja. Aku ingin mengunjungi pamanku, kebetulan rumahnya tidak jauh dari sini. Aku pergi dulu." Jawab Rendy yang sudah mulai menyalakan mesin motornya.

"Yaak!" Panggil Kira dengan nada sedikit tinggi.

"Ada apa?" Tanya Rendy sesudah membuka kaca helmnya.

"Terima kasih, sudah membolehkanku datang ke rumahmu. Dan juga untuk tumpangannya." ucap Kira berterima kasih membuat Rendy tersenyum bahagia.

Lihat selengkapnya