Blurb
Untuk kesekian kali, lagi-lagi ayah terus membicarakan Fahmi. Seorang eksekutif muda anak dari salah satu komisaris di PT. Buana Mendata, di mana tempatku dan ayah bekerja. Bila digambarkan, Fahmi memanglah sosok anak muda yang pekerja keras, rupawan dan pintar karena salah satu lulusan universitas di Amerika. Tapi entah mengapa aku belum tertarik kepadanya.
Perkenalkan, namaku Clara Wibisana, 27 tahun dan diambang perjodohan oleh ayahku sendiri. Aku sama sekali tidak menyukai cara ayah ini, hingga pada akhirnya di suatu waktu aku memarahi dan memaki ayahku sendiri karena perbuatannya yang membuatku muak.
Melepas beban akan perbuatan bodohku itu, aku memutuskan untuk ikut dengan ibu pergi ke desa yang tepatnya ke rumah almarhum eyang. Ibu mempunyai tujuan sendiri, sementara aku, ya tentu saja ingin merelaksasikan diri ini dari kacau balaunya pikiranku.
Beberapa hari di sini aku menemukan ketenangan dan juga kenangan, mungkin karena aku sempat tinggal di rumah Eyang ini hingga akhirnya aku pindah. Bahkan suatu memori membekas ketika perjumpaanku dengan salah satu teman masa kecilku, Wendi. Ia mengajakku untuk mengingat segala memori yang tersimpan indah di desa. Hingga akhirnya aku merasakan ada perasaan yang berbeda dariku kepada Wendi.
Aku berjanji, sepulangnya aku nanti, aku akan menunjukkan Wendi kehadapan ayah. Bahwa dialah lelaki sempurna untuk hidupku kelak.