"Selamat malam pak, valet service?"
"Iya mas, ayo semuanya keluar."
Mobil terhenti di depan lobby hotel. Ayah menggunakan jasa valet service untuk memarkirkan mobilnya. Aku pun berkaca sejenak untuk memastikan riasan wajahku tampak sempurna. Bukan untuk Fahmi, lebih tepatnya karena ini adalah acara pesta perayaan yang pastinya akan dihadiri oleh banyak orang.
Kami bertiga telah keluar dari mobil dan berjalan untuk menuju convention hall hotel. Ibu dengan umurnya yang sudah tidak muda lagi masih cantik dengan gaunnya yang berwarna ungu gelap dan ayah yang terlihat muda dengan setelan jas yang katanya impor.
***
"Ih, Clara. Cantik banget kamu." ujar temanku Lana yang menghampiri.
"Bisa aja lu."
"Malam tante, malam om." ucap Lana sambil menyalami satu persatu orang tuaku.
"Malam juga."
"Malam Pak Arya." ucap seorang pria yang baru datang menghampiri Lana dan juga kami bertiga.
"Richard?" balas ayah sambil mengacungkan telunjuknya.
"Iya Pak." balas Richard yang kemudian mengucapkan salam secara bergantian kepada ibuku dan aku.
"Langsung jumpa aja ya kita?" ujar ayah sambil tertawa terbahak-bahak.
"Iya pak, tadi nyari Lana. Eh, nggak tahunya dia di sini."
"Celaka, salah gue ketemu Lana sekarang." ujarku dalam hati.
"Lah kalian pacaran?" tanya ayah.
"Iya om, bisa dibilang begitu." balas Lana kali ini.
Aku bingung ketika Lana berkata seperti itu. Ia memang bercerita kepadaku kalau ia sedang dekat dengan Richard, tapi ia nggak pernah bilang kalau mereka berdua itu berpacaran.
"Doakan tahun depan saja pak." imbuh Richard yang kemudian ditimpali oleh senyum malu-malu Lana.
Sialan Lana, aku sama sekali nggak pernah dengar cerita darinya kalau hubungan mereka sudah sejauh itu, mana mau menikah tahun depan. Ini jelas bisa menjadi bahan ayah. Sialan.
"Saya doakan yang terbaik." balas ayah.
"Iya tante juga doakan, kalian serasi kok." timpal ibu.
"Ibu malah ikut-ikutan lagi." ucapku dalam hati.