Keesokan harinya, berjalan seperti biasanya. Mengingat aku sekarang sudah mau naik kelas 3, aku sudah harus mulai giat belajar agar bisa naik kelas. Ya kalau diingat, aku pacaran dengan Rezky waktu itu itu aku masih kelas 1 dan dia kelas 2. Dan karna jurusan kami sama pastinya sering bareng kalau ada tour yang memang membawa kelas 1 dan 2 nya.
Sekarang ini aku sudah duduk di kelas 2, ya dan aku sekarang berpacaran dengan Dodi. Kami beda kelas. Tapi jika sempat kadang kami bertemu sebentar atau sepulang sekolah jalan bareng sampai gerbang. Atau kadang sekedar ke kantin saja. Hubungan kami baik-baik saja meski sejak kejadian kemarin, aku jadi banyak dicibir dan mulai dapat julukan "playgirl"
Dulu, ketika aku masih dengan Rezky saja, aku seringkali mendapatkan teror berupa surat. Ya isi surat itu tidak panjang, hanya menuliskan satu kata saja. Dan aku masih menyimpan itu. Entah apa yang peneror itu inginkan sampai bisa seperti itu denganku. Padahal ketika itu aku tidak pernah aneh-aneh dalam berpacaran dan tidak punya masalah dengan siapapun. Tapi aku lebih memilih mengabaikannya. Karna akan makin sulit menjaga nama baik, karna dengan satu kata saja bisa mengubah segalanya.
"Woy" suara Tiwi membuyarkan lamunanku
"Kaget gue, kenapa lu Wi? Ngagetin orang aja" jawabku
"Ya lu yang kenapa daritadi ngelamun aja gue liat. Mikirin apa sih? Kayanya kusut banget" tanya Tiwi
"Gue lagi kepikiran sesuatu sih emang. Soalnya ganjel aja rasanya. Menurut lu, selama ini dari sejak kelas 1 gue gak pernah ada masalah sama orang kan?" tanyaku
"Hah? Gak ada sih ya. Yang gue liat selama ini lu mah baik orangnya gak pernah mau ribut sama orang lain. Kenapa sih emangnya?" Tiwi penasaran
"Gue pernah cerita gak sih ke lu, dulu waktu pacaran sama Rezky gue pernah dapet surat gitu, ada yang naro dalem tas gue. Gak panjang tapi cuma satu kata yang ditulis disitu. Dan cukup bikin gue shock ya sampai gue mikir kok bisa sih ini orang bilang gue begitu, sayang aja gue ga tau siapa orangnya" jelasku
"lu dikatain? Kayanya gue tau nih lu dibilang apa. Gue waktu itu emang sempet liat sih lu ada baca tulisan dikertas tapi gue gak mau terlalu kepo. Soalnya raut muka lu berubah trus langsung nyimpen kertasnya sambil clingak clinguk" ujar Tiwi
"Iya itu kayanya abis gue ngobrol sama Rezky depan kelas deh. Inget gak lu? Kan jam kosong tuh waktu itu" jawabku lagi
"Iya iya inget gue. Lu kenapa gak cerita waktu itu. Jadi kan bisa ketauan siapa peneror lu. Apalagi sembarangan ngomongnya. Lu kebiasaan seneng mendem sendiri sih kalo ada apa-apa. Jangan gitu kenapa sih, lu kan punya gue kalo mau curhat" jawab Tiwi sedikit kesal
"Iya sorry deh. Lagian gue pikir juga ya biarin ajalah. Mungkin dia sirik sama gue. Daripada gue kepikiran mulu trus gue jadi negatif sama yang lain kan gak enak" jelasku lagi