Tak terasa, sudah hampir 5 bulan aku menjalin hubungan dengan Dodi. Kami berdua jarang sekali bertengkar. Meski kadang aku suka cemburu jika ada wanita lain selain aku. Begitu juga sebaliknya. Apalagi jika Dodi tau aku dekat dengan Rezky tentunya dia akan marah besar dan aku tak mau terjadi lagi.
Hari-hariku berjalan seperti biasa. Tak ada yang berubah. Aku dan Rezky tetap seperti orang asing yang tidak saling kenal, demikian pula aku dan Dodi. Masih tetap menjalin hubungan yang baik. Berusaha untuk saling percaya satu dengan lainnya.
Siang itu dikantin, aku dan Dodi sedang mengobrol santai berdua dikantin, kebetulan tidak terlalu banyak orang yang mengantri.
"Kelasku nanti bulan Januari mau pergi tour keluar negri. Kamu uda tau kan? Waktu upacara kan Pak Toto udah ngumumin tuh" ujarku
"Iya denger aku kok, berapa hari sih?" Tanya Dodi
"Semingguan deh kayaknya, waktu yang ke Bali aja sekitar segitu kan" jawabku.
"Oh yaudah masih lama juga itu. Masih 4 bulanan lagi kamu perginya. Jadi belom kangen hahahaha" canda Dodi
"Ih rese banget emang ya awas kamu nanti nyariin aku. Soalnya pasti kamu gak bisa ngontek aku, aku gak bakal beli nomer disana soalnya hehehe" jawabku.
"Iya iya deh dasar ngambekan" sahut Dodi sambil mencubit pipiku
Lalu kamipun kembali ke kelas masing-masing meski belum bel masuk. Tapi sering kali menghabiskan waktu ngobrol dengan teman sekelas sampai guru masuk. Terkadang, jika ada jam kosongpun sering kita gunakan untuk ke kamar mandi atau ke kantin.
Seperti biasa, setibanya dikelas, aku menghampiri gengku. Ya waktu kelas 1 kita sudah seperti keluarga. Akan tetapi sejak naik kelas 2 , ada beberapa yang memilih membuat grupnya sendiri dan akhirnya kami tinggal berlima saja. Meski aku punya geng, tapi teman terdekatku bukanlah dari gengku sendiri. Ya, Tiwi bukanlah anak grupku atau grup lainnya. Tidak banyak yang dekat dengannya.
Aku sudah dekat dengannya dari sejak kelas 1. Karna memang dia orang yang asik dan bisa ku percaya dan ku jadikan tempat curhat. Dan dia yang paling tau kisah percintaanku.
Akhirnya tak terasa sudah bel pulang sekolah. Dodi sudah menungguku di depan kelas.
“Udah kelar?” tanya Dodi