Chika Si Budak Cinta

Jessy Margaret
Chapter #19

You

Beberapa hari setelah aku berpacaran dengan Doni, teman-teman kantorku mulai mengetahuinya.

"Chik, lu sama Doni pacaran ya?" tanya Icha

"Hah? Oh iya masih baru gue sama dia jadinya. Kenapa gitu?" Tanyaku

"Oh ya gak apa-apa sih, cuma terakhir yang gue sama anak-anak tau kan si Doni uda tunangan, kaget aja sih tau-tau sama lu" jelas Icha

"Iya dia uda pisah sama ceweknya, emang uda tunangan tapi orangtua si cewe yang tiba-tiba batalin, si Doni juga disuruh ngejauh. Ga tau tuh kenapa berubah pikiran gitu" jelasku

"Oh gitu, uda putus ternyata. Soalnya gue cuma gak mau aja lu malah disangka jadi orang ketiga. Soalnya kan gak ada yang tau ceritanya" ucap Icha

"Iya paham gue. Kalo pada kepo, tanya orangnya aja langsung mendingan jangan gue. Nanti disangka gue ngarang cerita lagi" jawabku

"Iya setuju gue. Gue sih percaya sama lu Chik. Ga mungkin lu jadi orang ketiga. Ternyata bener kan, mereka uda pisah sebelum kalian deket" jawab Icha

Semakin banyak yang tau semakin banyak pula yang bertanya hal yang sama. Malah sampai ada yang bilang bahwa aku tidak boleh bermain api, karna Doni sudah bertunangan. Namun setelah mendengar cerita yang sebenarnya, mereka akhirnya bisa mengerti.

Setelah semua orang tau, aku dan Doni juga sudah tidak lagi menyembunyikan kalau kami punya hubungan. Doni sering mengantarku pulang dan pergi. Terkadang juga dia akan menunggu jika aku belum pulang. Aku pun semakin jatuh cinta padanya. Karena selain dia memiliki wajah yang tampan, dia juga sangat baik, penyayang dan sangat perduli denganku. Terlebih jika dia tau aku harus lembur. Meski dia sudah selesai, dia pasti akan menungguku.

Sama seperti ketika aku sedang sibuk mengerjakan revisi proposal dan memulai skripsiku, dia sangat mendukungku. Dan selalu menemaniku ke kampus jika aku perlu bertemu dengan dosenku. Tentunya Doni tau, dimana kampusku, dan seringkali aku harus mendatangi dosenku di kampus utamaku di Jakarta Barat. Doni selalu mengantarkan dan menemaniku. Meskipun jauh tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun. Karna kebetulan juga dia sudah tau tempat untuk menungguku yang nyaman, selain di kantin. Jadi tidak masalah untuknya menungguku.

Bagi sebagian orang mungkin merasa berat jika harus menjalani kuliah sambil bekerja. Memang di awal sangat melelahkan, namun setelah dijalani tinggal mengatur waktunya saja. Karena kebetulan aku mengambil perkuliahan sabtu minggu, dan jika ada hari biasa yang diharuskan masuk, itu pun setelah jam pulang kerja. Jadi masih sempat untukku mengejarnya.

Tak terasa sudah sebulan berlalu, aku dan Doni semakin dekat, begitu juga dengan tugas revisi proposalku yang sudah mau selesai, agar bisa ku serahkan lagi untuk bisa dilanjutkan skripsi.

"Kamu tuh uda skripsi belom beb?" Tanya Doni

"Belom, kalo revisi proposalku uda beres baru aku bisa langsung kerjain skripsi" jawabku

"Trus revisinya udah selesai? Kapan ketemu dosenmu lagi?" tanya Doni lagi

"Dikit lagi selesai, paling sabtu ini aku uda bisa ketemu dosenku. Mau nemenin kamu makanya nanya?" tanyaku

"Ya aku temeninlah, kamu jauh kesana, kalo sendirian mana tega akunya juga" jawab Doni

Sikap Doni inilah yang membuatku semakin jatuh hati, aku memang sangat mudah terlena dengan kebaikan, dan juga janji manis yang sering dilontarkan para lelaki biasanya. Sehingga setiap kali aku mendengar Doni berkata seperti itu, aku selalu tersenyum.

Lihat selengkapnya