Rezky mulai berani banyak meminta padaku. Kala itu, dia bilang HPnya mulai rusak untuk digunakan ojek online. Kulihat sebenarnya masih bisa digunakan hanya retak layarnya saja.
Akhirnya ku belikan dia HP baru, tidak mahal memang tapi sudah sangat bisa ia pakai sehari-hari dan juga untuk ojek onlinenya.
"Makasih yah uda mau repot2 beliin ini. Makin cinta gue sama lo dah" ucap Rezky
"Iya" jawabku
Ketika aku pindah kerja lebih dekat dengan rumah, Rezky ingin mengantar jemputku setiap hari. Tentu aku mengiyakan. Akan tetapi, bukan dia yang menjemputku, melainkan aku yang datang ke rumahnya dan membangunkannya, karena dia sulit sekali dibangunkan. Dan permintaan khususnya, setiap pagi ia minta dibelikan rokok. Terkadang minta untuk dibelikan sarapan. Dan setelah mengantarku, Rezky tak lupa selalu meminta uang bensin.
Aku selalu memberikan apa yang ia minta. Tanpa berpikir yang macam-macam, karena aku percaya padanya dan niatnya untuk menikahiku. Bahkan aku lebih mementingkan apa yang Rezky minta dibandingkan kebutuhanku sendiri, tak perduli bahwa aku sedang ada atau tidak ada uang.
Rezky memang saat itu hanya mengandalkan penghasilan dari ia mengojek atau mengantar barang. Namun, belakangan ini ia mulai malas-malasan.
"Lu ga keluar hari ini?" tanyaku
"Gak dulu deh, lagi bokek juga gue. Buat bensin gak ada soalnya" jawabnya
"Kenapa ga lu coba dulu keluar, kali aja ada nyangkut" kataku
"Iye iye gue keluar bentar deh. Gue nyalain dari sekarang nih aplikasi. Tau ada nyangkut apa gak" jawab Rezky
Akhirnya Rezky pun keluar, ia berkeliling sampai ke Manggarai dan berhenti di Harco. Menurutnya biasanya sering dapat antaran barang dari Harco. Namun, ia tunggu hingga sore tidak ada satu orderanpun yang nyangkut.
"Kan gue bilang juga apa. Sia-sia gue keluar, buang-buang bensin. Sekarang soalnya uda beda sama waktu dulu gue jalanin ojol. Dulu iya gue bisa dapet lebih dari gaji orang kerja. Gampang banget malah. Sekarang? Boro-boro. Bisa dapet 1 juga uda bersyukur banget. Sekarang lebih banyak orderan buat yang driver baru tuh, buat yang lama kaya gue gini jadi susah dapetnya" keluh Rezky
"Yauda sabar aja sih. Besok coba lagi. Siapa tau ada" jawabku
"Uda ga ada duit gue. Emang ga makan gue dijalan besok? Motor gue juga gak isi bensin? Gak deh nanti aja" ucap Rezky
"Yaude emang biasa perlu brapa sih lu?" tanyaku
"Lima puluh ribu juga uda cukup" jawabnya cepat
"Yaude ntar lu dateng aje kerumah" jawabku
Malamnya, begitu aku sudah dirumah, Rezky datang. Melihat Rezky, keluargaku tidak terkejut karna memang sudah lama kenal. Namun yang mereka dan aku tau, Rezky adalah anak yang baik dan sopan. Untuk hal ini, mereka tidak tau, karena aku memilih untuk menyimpan sendiri dan tidak memberi tau mereka.