#01
For you Kim So Hyun…
Aku tidak akan menanyakan kabar mu, karena aku tau kau pasti baik-baik saja, ya kan?
Hei! Ku harap pertanyaan itu muncul dikepala mu, pertanyaan tentang kedatangan tulisan yang ku kirimkan ini.
Kau tidak lupa padaku kan?
Aku sahabatmu dari SOPA, kau pasti mengenalku kan?
Oh ya, kapan kau akan datang? Aku sudah menunggu kedatanganmu, aku ingin melihat paras cantik wajahmu.
Hehe, maafkan aku Kim, aku terlalu merindu, aku juga terpaksa mengirimi tulisan ini.
Baiklah aku sudah tidak tau apa lagi yang harus aku tulis, yang terpenting aku sangat merindukanmu dan ingin cepat bertemu denganmu.
Yeonjun
Aku melempar kasar kertas itu tepat pada tong sampah kamar ku. Siapa sebenarnya Yeonjun? Aku bahkan tak ingat kalau aku memiliki sahabat di sekolah terkenal itu, tapi kenapa dia bisa tau kalau aku akan pergi dan pindah ke sana?
“Haishhh…” aku menggaruk kepala ku yang sama sekali tak gatal.
Aku meraih handuk dan bergegas ke kamar mandi.
…
“Kim So Hyun!” teriakan Mingyu, kakak kedua ku itu telah membuatku menggores sebagian pipiku dengan lipstik tipis karena terkejut.
“Ya sebentar!” aku membalas teriakan itu
Sementara Kai yang sedang menikmati sarapannya memprotes kebisingan yang baru kali ini terjadi.
“Ya! Kau tidak perlu berteriak seperti itu”
Mingyu hanya menatapnya dan mengabaikannya. Aku pun turun dengan seragam sekolah yang lama, aku tidak peduli seragam ku ini, padahal aku sudah menerima seragam yang baru, yang berjas kuning itu.
“Apa kau akan pergi dengan si tukang protes itu?” Tanya Mingyu pada ku yang baru saja mengambil roti dan segelas susu coklat.
Sebelum aku menjawab pertanyaan nya aku menoleh dan menatapnya bingung. Maksudnya apa si tukang protes?
Aku menggeleng pelan, “Maybe”
Kakak pertama telah siap untuk pergi menemui teman-temannya di sekolah, dengan sedikit malas aku mengikutinya dan menoleh sebentar ke arah Mingyu. Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, dia seperti mengisyaratkan ‘pergilah aku akan menyusulmu nanti’
Aku menarik nafas pelan lalu melanjutkan langkah ku menyusul Kai, dan mencoba mensejajarkan langkah.
Sepanjang perjalanan menuju halte bus aku hanya terdiam tak banyak berbicara seperti biasanya.
Jujur saja, sebenarnya aku memang kurang dekat dengan Kai, karena dia jarang sekali dirumah, dia lebih menghabiskan waktunya bersama teman-temannya itu, walaupun begitu dia sangat perhatian padaku dan Mingyu. Sedangkan Mingyu, waahhhh…dia sangat menyebalkan, dia selalu mengahasutku untuk belajar malas, terlambat ke sekolah, dan hal-hal yang tak baik lainnya, tapi Kai selalu menjadi penolongku agar tidak melakukan itu. Beruntungnya aku mempunyai kakak yang seperti itu.
“Hei! Apa kau tak akan ke sekolah?” Tanya Kai yang telah menyadarkanku
“Ah i...iya, maafkan aku” kataku yang langsung mengikuti Kai
Aku duduk disebelahnya. Aigo…Kim! Itu kakak mu! Oh ayolah jangan canggung seperti ini.
“Ada apa?” Tanya Kai yang sepertinya menyadari keadaanku yang benar-benar tak karuan.
“Ha?” sahutku
“Tidak” katanya
Daripada merasa canggung, sebaiknya aku memilih mendengarkan musik saja.
…
Suasana sekolah saat ini begitu berbeda dengan mantan sekolahku yang tercinta. Ya itu sudah pasti bukan? Asing. Mana aku tidak punya teman sama sekali disini, aku juga tidak pandai bergaul, tapi kuharap akan datang hal yang baik saat pertama masuk sekolah.