#02
sudah 2 minggu yang lalu aku menghadapi Yeonjun yang menyebalkan, ntah apa yang merasuki dirinya itu, aku benar-benar tak percaya kalau dia benar-benar sahabat mayaku.
“Kau tak ingat padaku?” kalimat itu lagi-lagi melintas dipikiranku.
Aku segera mengusir kalimat itu dengan cepat dari kepalaku.
“Baekhyun” tanpa sengaja aku menyebutkan nama lelaki yang selalu datang setiap pagi ke kelasku. Aku juga merasa tak asing dengan wajahnya, aku pernah melihatnya, tapi dimana? Aku tak ingat apapun, ingin rasanya menanyakan hal ini pada Kai, tapi aku masih merasa tak nyaman, lagipula aku belum terbiasa hidup disekitarnya. Selama bertahun-tahun aku pisah rumah dengan Kai, jadi dia merasa asing dalam hidupku.
“So-Hyun!” panggilan itu membuatku terbangun dari lamunanku.
Tanpa menjawab sahutan itu aku cepat menghampiri Kai yang berdiri di depan pintu kamarku.
“Ya? Ada apa?” kataku
“Apa Baekhyun tadi menemuimu lagi?” pertanyaan dengan nama Baekhyun tiba-tiba meluncur dari mulutnya
“He?”
“Ah, maaf aku baru menanyakannya sekarang” katanya yang mencoba mencairkan suasana
“Ya tak apa. Memangnya kakak melihat aku bersama orang itu tadi pagi?” kini aku memberanikan diri untuk bertanya.
“Ya, dari pertama kali masuk pun aku melihatnya, apa yang dia lakukan padamu?”
“Tidak, dia hanya berbasa-basi denganku” jelasku.
“Aigo, dia benar-benar cari mati denganku” desisnya yang membuatku sedikit memiringkan kepala dan mengangkat sebelah alisku. Bingung.
“Baiklah, lain kali jika itu terjadi lagi suruh dia menghadap padaku” katanya
Aku mengangguk. Mengiyakan.
“Tidurlah, besok kau harus pergi lebih awal” perintahnya sebelum pergi ke kamarnya.
Pertanyaanku kembali tertunda, dan ntah kapan aku akan mengeluarkan pertanyaan itu untuknya.
…
“Annyeong!” Adora menyapaku yang sedang sibuk membaca buku.
“Ne”
“Waaahh, Baekhyun-ssi belum datang ternyata” kata Jisoo seakan meledekku
Aku memanyunkan bibir dengan cepat padanya
“Ku harap dia tidak datang lagi setelah mendapat teguran dari orang menyebalkan itu” kataku
“Haha…kau bahkan memanggilnya dengan orang yang menyebalkan?” Adora tertawa mendengar kalimatku barusan.
Buku terlupakan, dan aku tenggelam dalam obrolan antara Jisoo dan Adora. Tak lama kemudian seorang lelaki datang dan duduk disamping ku, senyuman khasnya muncul lagi didepan wajahku.
“Baiklah, kami akan pergi” ucap Adora mewakili Jisoo.
Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan ku dan Yeonjun.
“Liburan nanti kau akan pergi kemana?” Tanya lelaki itu setelah mengirimkan jempol pada kedua gadis yang telah menjadi sahabatku.
“Liburan?” aku mendelik
“Haha, maksudku rencana liburan nanti kau akan kemana?” dia mengulang pertanyaannya itu.
Aku masih bingung, untuk apa dia menanyakan soal itu? Baru juga aku sampai disekolah ini 2 minggu yang lalu.
“Hh” dia menghela napas panjang
“Wae?” tanyaku yang ingin tau maksud dari helaan napasnya itu.
“Tidak” katanya
Sedetik kemudian dia mengambil posisi tidurnya setiap dikelas.
“Aigo” kataku yang sudah terbiasa.
Aku melihat Adora dan Jisoo sedang sibuk berbincang-bincang, sepertinya mereka membicarakan hal yang sangat menarik, ingin rasanya aku menghampiri mereka, tapi aku yakin pasti Yeonjun akan bangun nanti, jadi daripada dia bangun dan mengajakku berbincang yang sama sekali tidak ku mengerti, akhirnya akupun memutuskan untuk melanjutkan buku yang tadi ku tinggalkan karena kehadiran 2 sahabatku.
Sesekali aku melirik kearahnya, dia terlihat sangat tampan ketika tidur. Pikirku yang kemudian tersadar dan menggelengkan kepala dengan cepat.
“Tidak-tidak” desisku pelan.
“Haisshhh”
“Kembali ketempat dudukmu sana!” perintah sebuah suara yang membuatku menoleh ke arahnya
Kai?
Kenapa dia ada disini? Untuk apa dia kemari? Apa untuk menemui ku” atau…
“Adora, apa kakakmu tidak akan datang hari ini?” Tanya Kai yang beralih ke dekat Adora yang sedang sibuk mendengarkan Jisoo.
“Hah? Siapa?”
“Jennie. Apa dia tak akan datang?” Kai mengulangi pertanyannya itu.
“Aigo, dia…ah ntahlah yang jelas kemarin malam dia pergi dengan temannya” jelas Adora.
Kai hanya mengangguk mengerti, dia tidak perlu menanyakan kemana perginya Jennie. Dia hanya perlu memastikan apakah dia akan datang atau tidak.
“Baiklah” katanya yang langsung meninggalkan Adora.
Sebelum benar-benar pergi, Kai berpesan pada Yeonjun yang sekarang masih terlihat tertidur di kursinya.
“Yeonjun-aa…lain kali jika kau ingin tidur, bawa kasurmu kemari” katanya yang setelahnya pergi dari kelas.
Aku kebingungan dan merasa aneh, dia bahkan tak menyapaku atau bahkan menyampaikan 1 2 patah kata? Tapi kenapa dia melakukan itu? Seakan-akan tidak mengenalku.
“Ah…dia benar-benar menyebalkan” umpat Yeonjun
Aku menoleh ke arahnya
“Siapa maksudmu?” Tanya ku
“Kim Jong In”
“…”
“Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia memiliki adik perempuan. Dia sangat keras pada siapapun. Pada Mingyu-hyung saja seperti itu. Sebaiknya ibunya tidak melahirkan seorang gadis” katanya yang terdengar masih sangat kesal padaku.
Saat tahu dan mendengar kalimat itu, aku semakin curiga, heran, dan bingung. Apakah dia tidak pernah memberitahukan tentang diriku? Atau bahkan dia memang sengaja menyembunyikannya? Alasannya? Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi, akhirnya ku putar kursiku menghadap Yeonjun. Lelaki itu sempat terkejut karena tiba-tiba aku menggebrak pelan mejanya.
“Mwo?”
Baru ingin ku katakan, guru Kim datang lebih cepat.
“Ada apa?”
“Tidak nanti saja” kataku yang kembali ke posisi semula.
“Hh…baiklah”
Pelajaran matematika, menyenangkan, ini adalah pelajaran tercinta dalam hidupku. Aku merasa akrab dengan pelajaran ini, tak peduli siapapun yang mengajarnya.