You Just My Best Friend

Rushi Mu'min Aziz
Chapter #7

07

#07

 

Hari ini aku kembali ke sekolah dengan membawa suasana hati yang baru. Akhirnya aku bisa bebas dari ruangan itu. Selama 1 minggu aku bisa melewatinya.

        “Annyeong” aku mulai menyapa teman-temanku, sama seperti sebelum aku tinggal lama disini.

Tersenyum ramah, dan bahagia pada dunia. Rasa khawatirku telah hilang, aku tidak ingin bersedih lagi. Aku akan merelakannya, bahkan aku telah menerima semua kenyataan itu. Begitupun dengan yang lainnya. Aku mulai senang makan bersama teman-teman, siapapun yang mengajakku. Tak ada rasa risih lagi jika Soobin yang memang mengajakku makan siang.

Tinggal beberapa hari lagi adalah kelulusan kedua kakakku. Kai dan Mingyu, begitu juga Jennie, Baekhyuun, Jimin, Sungjae. Mereka semua akan lulus dan melanjutkan hidup masing-masing. Aku sangat bahagia.

 

        “Apa kau benar-benar akan menjadi seorang idol?” tanya ku pada Jimin.

        “Tentu saja” katanya sambil tersenyum, lalu melirik Jisoo yang sibuk mengaduk minumannya.

Baekhyun yang menyadari perbuatannya itu langsung menegur tanpa ragu.

        “Yaa! Jimin-ssi apa yang kau lihat?” semprotnya.

        “Waaahhh…aku hanya ingin melihat wajahnya, kenapa kau harus melarangku seperti itu” kata Jimin dengan tenang.

Kami semua tertawa mendengar mereka yang memang sedang memperebutkan Jisoo.

        “Aigo, kalian sangat tidak pantas dengan adik kesayanganku ini” kata Sungjae kemudian, dan merangkul pundak Jisoo.

Pipi Jisoo bersemu merah, dia sangat malu. Aku tersenyum kearahnya. Rentetan gigiku terlihat, dan mataku sedikit menyipit. Kai menepuk-nepuk pundakku.

        “Dia gadis yang sangat kuat” pujinya kemudian.

        “Itu benar” timpal Jennie.

        “Dia bahkan melewatinya dengan sabar” lanjut Baekhyun.

        “Haha…kalian terlalu berlebihan memujiku” kataku yang merasa malu.

Perbincangan berlangsung dengan penuh tawa, Jimin dan Baekhyun yang masih memperebutkan Jisoo, Adora dan aku yang tak hentinya membicarakan rahasia Jisoo. Soal Soobin yang ingin menjadi seorang idol juga. Hubungan Kai dan Jennie, bernostalgia, dan lainnya.

 

 

Hari minggu kami berencana untuk pergi ke sebuah taman hiburan, lalu pergi ke Namsan Tower. Ya, selama seminggu ini kami akan pergi berlibur sebelum kelulusan para senior.

        “Bagaimana persiapannya?” tanya Kai yang masuk ke kamarku.

        “Sudah” kataku.

Kai tersenyum, lalu duduk dikasurku.

Lelaki itu sedikit berbincang dengan ku sebelum benar-benar pergi, setelah itu baru dia menyuruhku untuk turun. Aku bersenandung kecil sambil menyiapkan barang-barang yang akan ku bawa nanti. Aku turun sambil membawa 1 koper di tangan kiriku, dan tas kecil kesayanganku. Mingyu terlihat santai di depan tv.

        “Oppa, apa kau sudah siap?” tanyaku membuyarkan fokusnya.

        “Lebih awal” katanya singkat.

        “Ayo” lanjutnya setelah mematikan tv.

Mingyu merampas koper dari tanganku, dan membawanya pergi lebih dulu. Aku tersenyum melihatnya. Dia memang baik.

Mobil pun berangkat menuju rumah Adora, Jennie, dan Baekhyun. Di dalam mobil aku menyibukkan diriku dengan membaca novel. Ah sebenarnya aku kurang menyukai itu, tapi tak apa sekali ini saja.

Suara musik mengalun dari speaker mobil, lagu reset, ost who are you school 2015 itu mengingatkanku pada seorang Yeonjun, karena aku memang pernah menamatkan drama itu bersamanya. Tak lama kemudian mobil pun sampai di depan rumah yang dituju.

Jisoo, Sungjae, Jimin, dan Soobin sampai lebih dulu. Aku disambut hangat oleh pelukan 2 sahabatku. Setelah itu mereka pun mengajakku untuk masuk.

 

 

Di kamar Adora aku menatap sebuah foto keluarga yang di dalamnya hanya ada 4 orang keluarga kecil. Tak ada orangtua mereka. Pandangan mataku terfokus pada 1 manusia yang telah lama pergi. Yeonjun.

Aku tersenyum padanya, dan gambar itu seperti hidup, aku bisa merasakan Yeonjun membalas senyumanku.

        “Apa kau merindukannya?” tanya Adora tiba-tiba.

Aku hanya menoleh.

        “Aku pun sama seperti mu” katanya.

Karena tak ingin membuat diri ini bersedih lagi, jadi aku memutuskan untuk mengganti topik.

        “Apa perasaanmu tersampaikan?” tanyaku yang membuat Adora kebingungan.

        “Maksudmu?” tanya nya

Aku dan Jisoo saling berpandangan, dan tersenyum.

        “Kau tak perlu menyembunyikannya lagi” ucap Jisoo sambil mencubit pipi gemas Adora.

        “Yaa! aku tak mengerti dengan apa yang kalian katakan” omelnya.

Aku dan Jisoo tertawa kecil.

        “Soobin” aku menyebutkan nama itu dengan hati-hati.

Lihat selengkapnya