“Stop talking. Everyone’s looking us."
“Ini bukan pertama kali orang-orang ngeliat gue ngomong sendiri, Ray.”
Laki-laki itu cuma mendengus sambil tersenyum. Diraihnya rantai ayunanku, dan didekatkannya pada ayunannya. “I will never leave you. Keep that.”
Kalau diingat-ingat lagi, alasan untuk tetap bertahan hidup adalah janjinya. He would never leave me. Okay, explain ‘never’. Apakah 13 tahun sama artinya dengan never? Atau baginya, 13 tahun adalah selamanya dan cukup?
“Ramaaaa…”
Aku memejamkan mata paksa ketika suara ibu memanggilku. Satu detik… dua detik... lima detik. Aku tau, tidak lama lagi bahuku akan disentuh olehnya, agar aku menoleh pada panggilan ibu.
“Rama kok ibu panggil diam aja sih?”
Mataku terbuka. Di hadapanku ada ibu. Di sampingku, di ayunan sebelahku, tidak ada siapa-siapa. Fuck you!