Niat awal hanya ingin mengetahui keadaan pria yang ia cari selama sehari penuh kemarin, dan berakhir ia menginap karena menjaga pria yang ternyata sedang sakit itu. Dengan status yang tentu saja sudah bukan teman atau musuh. Tapi sebagai sepasang kekasih.
Sang pria sesekali menyelipkan anak rambut wanita yang sedang tertidur di sampingnya dengan pulas. Tak terasa, pagi sudah datang. Semalaman penuh wanita ini sudah dengan telaten dan sabar mengurusnya yang sedang sakit. Ia juga heran kenapa dirinya bisa sakit sampai tak bisa berbuat apa-apa. Entah karena keputusannya yang ingin tinggal sendiri, jadi ia pribadi tak bisa menjaga dirinya selama jauh dari sang ibu. Mungkin banyak yang tak tahu jika ia ini sebenarnya adalah sosok anak yang sangat apa-apa selalu dengan ibunya sejak kecil. Dan ini pertama kalinya ia sakit tanpa ada ibunya. Namun ia bersyukur karena tuhan mempertemukan wanita ini dengannya. Mungkin jika suatu saat ia membawa wanita ini ke rumah orangtuanya, ia bisa yakin 1000% jika ibunya pasti akan sangat menyukai sosok ini.
“Kenapa kau memandangi aku tidur?” terdengar suara wanita itu dengan matanya yang masih terbuka setengah.
“Kau cantik.” Balas Junki sambil tersenyum lembut.
“Entah sudah berapa kali kau mengatakan itu. Aku sampai bosan mendengarnya.” Ucap Yoonji lalu berbalik membelakangi Junki.
“Aku tak akan pernah bosan mengatakan itu.” ucap Junki sambil mendekat dan memeluk Yoonji dari belakang. Ia mencium leher Yoonji dengan lembut.
“Badanmu sudah tak demam.” Ucap Yoonji menoleh ke arah Junki dan menggunakan punggung tangannya untuk mengecek dahi pria itu.
“Kau obat terbaik Noona. Terima kasih untuk kemarin.” Balas Junki lalu mencium kening Yoonji dengan lembut.
“Dan satu lagi, aku takut kau pura-pura lupa. Ini hari pertama kita sebagai sepasang kekasih.” Ucap Junki lagi dan dibalas tawa kecil dari Yoonji.
“Iya Tuan Kekasih. Aku ingat.” Balas Yoonji dengan mengacak-acak rambut Junki.
“Sebaiknya kau mandi. Aku akan buatkan sarapan dibawah. Jangan lupa bawa obatmu saat turun. Kau masih pemulihan dan harus tetap meminum obatmu.” Ucap Yoonji dengan melepas tangan Junki yang melingkar di pinggangnya lalu keluar dari kamar pria itu.
~
Junki akan mengucapkan banyak terima kasih pada sang pencipta. Ia merasa dirinya adalah orang yang beruntung karena di pertemukan oleh Yoonji. Dan semakin beruntung dirinya karena statusnya dan Yoonji naik satu tingkat. Bahkan jika di suruh bersumpah, ia tak akan pernah melepaskan sosok Yoonji yang mempunyai banyak arti ini untuknya.
“Kau tak akan kenyang jika menatapku dari sana. Kemarilah.” Ucap Yoonji yang ternyata sudah merasakan dirinya di perhatikan oleh Junki sedari tadi.
“Noona ini, mengganggu waktuku saja. Mataku sedang berbahagia memandangi sesuatu yang indah sedari tadi.” Balas Junki dengan nada merajuk pada Yoonji.
“Tenang saja. Matamu akan melihat hal yang indah itu setiap hari. Balas Yoonji lalu menghampiri Junki dan memeluk mesra pria itu. Tak lama ia memberanikan dirinya mengecup pelan bibir Junki. Sebenarnya untuk membujuk pria itu agar tak merajuk lagi. Namun saat ia baru melepaskan bibirnya dari bibir Junki, pria itu justru menahan kepala bagian belakang Yoonji dan menyatukan kembali bibir mereka.