(K.)
Aku memasuki bangunan itu ketika jarum jam dinding yang terpasang di atas pintu masuk menunjukkan pukul sembilan.
Seperti yang kuinginkan kemarin, aku akan menghabiskan waktu akhir pekanku disini. Belajar. Mungkin terdengar aneh, tapi aku sudah melakukannya dalam setahun ini.
Selesai menaruh barang bawaanku di loker, aku berencana untuk duduk di tempat favoritku. Semua rak di perpustakaan ini menghadap langsung ke arah meja dan kursi yang disusun berhadapan untuk empat orang. Dan aku memilih yang berada sisi kiri. Tidak terlalu ramai menjadi salah satu alasannya.
Tepat setelah berkeliling untuk mengambil beberapa buku yang kubutuhkan, aku menuju meja itu. Tapi tidak seperti biasanya, aku melihat seorang gadis sedang duduk disana. Setengah ragu, aku duduk berseberangan dengannya.
" Eh? Kak Kevan? " sapa gadis itu saat mendongakkan kepalanya.
Sontak aku melihat ke arahnya, Alea.
" Lea? Belajar? Atau ngerjain tugas? "
" Hehe, belajar kak. Minggu depan ulhar. "
Masih dalam posisi yang sama seperti awal, keheningan seketika memenuhi atmosfer diantara kami.
Sesekali aku mendengar dia mendengus kesal. Mungkin karena belum bisa menyelesaikan soal atau tidak paham dengan apa yang dipelajarinya?
" Susah ya? "
" Lumayan kak. " terlihat senyuman pahit terpatri di wajahnya.
Akhirnya aku menawarkan diri untuk membantunya belajar. Untuk mempermudah, aku mengganti posisi dudukku menjadi berhadapan dengannya.
Dan tanpa kusadari, sesuatu tiba-tiba datang begitu saja dalam dadaku. Seperti ada sebuah aliran deras disana. Tidak mungkin.
▪▪▪
(A.)
Adalah hal aneh untukku jika harus duduk diam di depan buku sambil memahami setiap kata yang terpampang darinya. Apalagi jika itu buku pelajaran. Jika itu buku novel atau komik, aku masih tidak keberatan.
Seperti dugaanku, apa yang kubaca tidak sepenuhnya bisa kupahami. Bahkan hanya sekedar lewat di otakku tanpa setidaknya, menyapa. Tapi mau bagaimana lagi, minggu depan sudah mulai ulangan harian. Dan aku masih bersantai selama minggu kemarin. Alhasil, setidaknya aku sudah harus mulai bersiap hari ini.
Beberapa menit sudah kuhabiskan untuk duduk dan mencoba memahami materi dalam buku itu. Tapi percuma saja, otakku tidak bisa menerimanya.
Kata orang, sarapan dapat membantu proses belajar. Tapi nyatanya aku malah mengantuk. Apalagi suasana sepi di perpustakaan ini seolah mendukungku untuk tidur. Sungguh, kenapa ada orang semacam aku di dunia ini?
Tiba-tiba aku merasakan ada seseorang yang datang. Bukankah jika ada seseorang yang sudah duduk di salah satu bangku saja, seseorang tidak akan lagi duduk di meja yang sama? Kecuali dengan keadaan dimana hampir semua bangku sudah kosong. Tapi saat ini suasana masih longgar, banyak juga bangku-bangku yang menganggur.
Karena penasaran, aku coba melihat siapa seseorang yang memilih duduk di seberang meja ini. Dan aku menemukan orang itu.
" Eh? Kak Kevan? "
Demi apa, aku bertemu dengannya lagi. Setelah kukira acara makan malam bersama waktu itu adalah momen kebersamaan kita yang terakhir. Tunggu, apa itu berlebihan?
" Lea? Belajar? Atau ngerjain tugas? "
Sepertinya dia bukan tipe orang yang jika ke perpustakaan hanya akan mencari referensi bacaan novel ringan. Dilihat dari pertanyaannya.
" Hehe, belajar kak. Minggu depan ulhar. "
Akhirnya kami sama-sama mengurusi urusan masing-masing. Aura keheningan yang datang begitu saja menyelimuti keadaan kami saat ini.
Kedatangannya membuat fokusku yang tadi sempat terundang kini pergi tanpa kuminta. Lagi-lagi aku kesusahan. Beberapa kali juga aku mendengus kesal karena gagal memahami sesuatu yang sepertinya mudah di mata orang.
" Susah ya? " tanyanya tiba-tiba.