You Are the One

Ahlul Sadu
Chapter #9

Minggu Persiapan

(A.)

“ Jadi setuju nih? Kita buka stan minuman sama makanan ringan? ” tanya ketua kelasku yang dijawab dengan anggukan serta beberapa kata yang menyetujui.

Minggu ini adalah minggu persiapan untuk acara ulang tahun sekolahku yang akan dilaksanakan minggu depan. Ini adalah yang pertama kalinya untukku. Setidaknya untuk disini.

Aku mendapat tugas untuk membeli bahan-bahan makanan dan minuman yang diperlukan. Semacam sosis, roti, bubuk coklat, dan semacamnya. Padahal aku belum tahu banyak tentang beberapa tempat pembelanjaan disini. Namun karena sudah kehabisan murid, akupun ikut andil untuk membeli bahannya. Beberapa teman akan menemaniku.

Seperti yang sudah direncanakan. Aku, Vira, dan Amel berbelanja di sore hari. Kami memutuskan untuk langsung bertemu di tempat pembelanjaan itu, dan aku sudah menunggu mereka di pintu masuk salah satu mal di kota ini. Tidak berniat masuk karena ini pertama kali untukku.

“ Lea! ” aku menoleh saat mendengar suara itu. Ternyata Amel, dia berjalan dengan setengah berlari ke arahku.

“ Mana Vira? ”

“ Lagi di jalan, udah lama? ”

“ Enggak kok, santai aja. ”

“ Nunggu di dalem aja yuk! ” ajaknya saat menggandeng tanganku. Aku tak menolak, karena berada di luar sudah hampir membuatku jengah.

▪▪▪

(K.)

“ Lo cowok atau apaan sih? Lama banget. Cepetan! ” titahku pada seseorang di seberang telepon.

“ Ya bentar, masih nyari catetan yang tadi. ” jelasnya.

“ Makanya, harusnya gua aja yang bawa. ” aku mendengus kesal.

“ Ya udah, tutup dulu. Enggak akan ketemu kalau lo tetep nelpon gua. ”

“ Cepetan! ”

“ Iya-iya. ” lalu sesaat kemudian telepon ditutup.

Sudah hampir lima belas menit aku mondar-mandir di dalam mal ini. Tanpa tahu harus kemana, makhluk itu membuatku menunggu lebih lama dari perjanjian sebelumnya.

Minggu depan acara ulang tahun sekolah akan dilaksanakan, itu berarti minggu ini adalah persiapannya. Dan seharusnya aku sudah memasukkan beberapa bahan makanan yang kuperlukan sejak tadi ke dalam keranjang belanjaan. Dasar Eja, seharusnya memang aku saja yang membawa catatan daftar tentang hal-hal yang harus dibeli.

Aku menatap anak-anak yang sedang bermain di area permainan dengan pandangan kosong. Padahal aku berharap dengan ini bisa sedikit menyembuhkan kebosananku. Ternyata tidak sama sekali.

Lihat selengkapnya