You Are the One

Ahlul Sadu
Chapter #20

Apa Dia Baik-Baik Saja?

(K.)

Angin yang berembus menerpa wajahku kasar. Pikiranku masih kacau, tidak ada yang bisa menjadi fokus utamaku saat ini. Semua kata-kata Reyhand beberapa menit yang lalu masih setia terputar di kepalaku.

Aku melajukan motorku dengan kecepatan yang lebih dari biasanya, berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.

Jadi ternyata selama ini, dia mencariku? Bagaimana aku tidak ingat?? Kecelakaan? Aku mengalaminya? Dan sesaat kemudian, kepalaku kembali terasa berputar-putar. Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkannya.

“ Dan tentang Alea, kau boleh mendapatkannya, ” kata-kata Reyhand terngiang lagi. Sialan!

“ Aku hanya menggunakannya sebagai umpan. Karena kau tidak pernah menganggapku ada, ”

Cih, lelaki kurang ajar. Bagaimana bisa aku memiliki seorang adik seperti itu?!

Pikiranku kembali berkecamuk, aku semakin melajukan sepeda motorku. Aku mencoba untuk mengingat segala kenangan pada masa kecilku. Tapi percuma, semakin keras aku melakukannya, semakin sakit kepalaku dibuatnya.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Lalu saat mataku tertutup untuk kesekian kalinya, semua langsung terasa begitu hening.

Benturan keras yang sempat kurasakan tadi menyisakan nyeri di beberapa bagian tubuhku. Bau anyir langsung menjalari hidungku. Pandanganku semakin kabur, sempat kulihat beberapa orang berkari ke arahku. Mereka panik. Aku tidak bisa bergerak. Sakit, sangat sakit. Apa aku akan menyusul 'keluarga' ku secepat ini?

Sekilas aku tersenyum, dan sesaat kemudian pandanganku semakin gelap. Hingga akhirnya aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padaku.

▪▪▪

(A.)

“ Hari ini Reyhand nggak masuk lagi? ” tanyaku pada Amel dan Vira.

Vira menggeleng, sementara Amel menjawabku seraya mematut dirinya sendiri di depan cermin kecil yang dibawanya. Kulirik Vira sekilas, dia tampak muram, lagi.

“ Sudahlah, Vir. Doa in aja Reyhand cepet sembuh, ” ujarku sambil merangkul bahunya. Vira hanya mengangguk lemas.

“ Eh, lo liat Kak Kevan nggak si? ”

“ Enggak, ”

“ Dia dimana ya? Seharian kok enggak ada? ”

Samar-samar aku mendengar percakapan dari para penggemarnya. Kak Kevan nggak masuk sekolah? Jadi dia benar-benar sakit? Semoga dia cepat sembuh..

Aku terdiam, memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan. Mungkin aku harus menjenguknya? Tapi aku tidak tahu rumahnya, apa kutanyakan saja pada Kak Eja? Begitu juga boleh, ide yang bagus. Kau sangat cerdas Alea!

▪▪▪

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar, termasuk aku. Aku menyatu dengan arus para siswa-siswi yang berjalan menuju pintu keluar.

Namun niatku belum hilang, ketika sudah keluar dari gedung utama, aku mampir di parkiran. Menunggu seseorang untuk datang. Berkali-kali aku melihat ke segala arah hanya untuk memastikan ada atau tidaknya orang itu.

Namun penantianku pun akhirnya berakhir, “ Kak Eja! ” aku berseru untuk memanggilnya.

Laki-laki yang namanya kusebut tadi berhenti melangkah, menoleh ke arahku. “ Eh, Lea? Ada apa? ”

Lihat selengkapnya