You Sound Awesome!

Jonem
Chapter #9

Puan Bersayap, Puan Apartement & Puan Pelukis

29 Desember 2020

Jam 09.00

----Kamar Adren----

Tiditt... Tiditt.... Tidittt....

"Erghh..." Adren menggeliat. Suara alarm brutal membangunkannya. Ia meregangkan badan. Kokom yang duduk di dekatnya agak terusik, kesenggol kaki Adren dan lompat ke lantai. Adren tersenyum tipis, merasa moodnya baik hari ini.

"Meooowww.." Kokom ngambek, ditambah lagi Adren belum memberinya sarapan.

"Iya Kommm.." Adren menggeliat, mencumbu bantalnya sekali lagi, sampai akhirnya ia merasakan ada yang aneh di pangkal pahanya.

"...Kok dingin..."

Adren merogoh ke dalam celananya, di dalam selimutnya.

"Hmm?" Adren mengerutkan kening. Celananya basah. Ia mengangkat selimutnya, lalu memasukkan kepalanya ke dalam selimut, dan ia mengendus bau yang tidak asing dari celananya.

"Ow... Damn..!" gumam Adren.

.

.

.

.

Jam 09.25

Adren memakai handuk di pinggang. Terdapat bulir-bulir air di badannya yang belum kering. Rambutnya masih basah ia urai ke belakang dan dahinya terbuka lebar. Sambil duduk di kloset ia mencuci noda di celananya.

.

.

.

.

Jam 09.40

Adren duduk di sofa, menggenggam smartphonenya, yang layarnya menunjukkan halaman profil Radiocraft Liz-a a.k.a Liza. Adren hanya menatapnya, mempertanyakan anomali yang terjadi padanya hari ini, dan kenapa ia memimpikan seorang gadis menyanyikan lagu untuknya semalam. Anehnya, ia menangkap sosok tersebut sebagai sosok yang ia yakini sebagai Liza. Adren memandangi foto profil Radiocraft Liza, yang gambarnya adalah ilustrasi siluet seorang gadis bersayap, yang sayap kanan dan kirinya sebesar tubuh gadis itu sendiri.

Dok Dok Dok!!!

Seseorang mengetuk pintu rumah Adren dari luar. Adren langsung menaruh smartphonenya dan pergi ke pintu depan.

Ketika membuka pintu, sudah ada Mona dengan tatapan sangar.

"Ari maneh teh ditelfonin enggak bisa wae!?" tanya Mona, mengomel seram.

Adren menunduk takut.

"Sorry Mon.. Kesiangan bangunnya.."

"Gue sama Eren ngehubungin dari pagi juga! Enggak diangkat terus! Makanya kami kesini!"

"Kami?" Adren melirik keluar pintu, ternyata di samping pintu ada Eren juga.

"Eheh.. Hi Eren.." sapa Adren, segan.

"Hi Dre!" Eren menatapnya balik, sebal.

.

.

.

Jam 10.00

----Di Jalan----

Mona menyetir mobil, Eren duduk sebelahnya memegang kamera, menyoroti jalan untuk kebutuhan footage perjalanan. Adren duduk di belakang, mencondongkan kepala diantara Mona dan Eren.

"Kalian janjian dimana sih sama narsumnya?" tanya Adren, bingung.

"Di Farakopi! Nah kita enggak tau itu dimana. Kan lo yang orang sini." jawab Mona.

"Dren, maneh jadi hostnya ya kali ini!" kata Eren.

"Lho.. Lho..! Belum siap lho, belum dandan! Kan tadi langsung diculik kemari!"

"Udah, ganteng!" jawab Eren, tidak mau tau.

"Sebenernya ini vlog ini tentang apa sih?" Adren hanya tau tema.

"Vlag vlog vlag vlog! Ini feature, Dre! Bukan Vlog! Emangnya aing yutuber!" Eren sebal.

"Ini tuh tentang suka duka Online Dating.." jawab Mona sambil fokus menyetir.

"Hmm.. Eh, Farakopi kan? Nah itu Farakopi!" Adren menunjuk sebuah bangunan coffeeshop.

"Yakin lo!?"

"Aing kan orang sini, jamblang!"

Mona memarkir mobil pinggir jalan. Mereka turun dan bertemu seorang perempuan bernama Gina, partisipan yang sudah menunggu di dalam coffeeshop.

.

.

-----Wawancara-----

Gina, seorang gadis cantik yang menggunakan aplikasi kencan online, sedang menjawab pertanyaan yang Adren lontarkan seputar pengalamannya. Tangannya ekspresif, menari aktif diudara ketika ia menjelaskan. Ada satu kamera dibelakang Gina untuk menyorot Adren, satunya lagi dibelakang Adren untuk menyorot gina. Gina sedang menjawab pertanyaan Adren yang ke-sekian.

"Ya enggak nyangka aja sih sebetulnya. Aku kira orangnya enggak gitu.." Gina menjelaskan pengalamannya.

"Sorry.. Kamu enggak harus jawab ini, tapi kalo boleh tanya.. Kamu diapain aja?" Adren menatap Gina.

"Hmm.. Singkatnya sih aku minta anter ke apartement, lalu dia bilang mau pinjem kamar mandi. Setelah urusanku di apartement selesai dan dia juga udah selesai dari kamar mandi, aku ajak dia cabut lagi dari apartement. Tapi dia minta tunggu dulu sebentar.."

"Lalu?"

"Lalu dia meluk dari belakang, aku nyoba ngelepasin diri karena takut, tapi dia malah meraba-raba bagian sensitif di badanku."

"Hmm.. Terus?"

"Aku teriak sampai akhirnya kamar sebelah pada keluar, megangin dia dan mulai pada ngeluarin handphone buat ngerekam wajahnya. Tapi karena aku takut ini jadi salah paham, akhirnya aku bilang aja sama mereka bahwa si Mr. R ini pacarku dan kami lagi berantem. Aku takut dia diamuk penghuni apartement atau ditangkap polisi."

"Kenapa kamu takut dia ditangkep polisi?"

"Ya.. Gimana ya ngomongnya... Aku..

Aku juga bukan cewek yang alim gimanaa gitu, tapi.. " Gina terlihat bingung untuk menjelaskan. Gerak-geriknya aneh.

"Enggak mau jadi rumit aja pokoknya. Dan mungkin salahku juga masukin dia ke apartementku. Yang jelas ya aku enggak nyaman aja untuk meneruskan kasus ini." jelas Gina.

Adren langsung menangkap maksud Gina.

"Oke.. Oke.. Kita lanjut aja ke pertanyaan selanjutnya ya. So.. Tadi kamu sempet bilang enggak nyangka, memang.. Seberapa berbeda dia di dunia maya dan di dunia nyata?"

"Nah.. Yang bikin aku enggak nyangka adalah karena ketika chat dan telfon orangnya sopan banget! Mukanya juga ganteng, tapi innocent. Layaknya orang yang terdidik dan dari keluarga baik-baik, makanya aku percaya."

"Kamu masih ada fotonya enggak?" pinta Adren.

"Ada, sebentar." Gina membuka foto orang yang dimaksud, lalu memberikan handphonenya ke Adren.

"Hmm.. Pasti banyak yang terjerat dengan muka baik-baik kayak gini." gumam Adren.

"Parah sih.. Hehe..." kata Gina.

"Boleh kita lihatin ke kamera?" tanya Adren.

"Oh please jangan! Aku enggak mau jadi panjang dan berurusan lagi sama dia."

"Kenapa?"

"Enggak apa-apa. Takut aja."

Lihat selengkapnya