30 Desember 2020
Jam 23.00 WIB.
----Kamar Adren----
Siaran Adren sudah berjalan 2 jam 10 menit. Genre yang ia pilih malam itu adalah Horror, namun berbeda dengan room siaran horror lainnya yang ada di aplikasi tersebut, siaran Adren bertajuk Gagal Horror. Ia memilih judul tersebut sebagai parodi room genre horror yang monoton. Terdengar saat itu senyap-senyap musik horror sebagai backsong siaran Adren.
Sebagai penyiar rekomendasi, sekarang Adren bisa memilih sponsor untuk setiap siarannya, dan setelah sebelumnya memilih produk antivirus dan tv kabel, malam itu ia memilih produk permen karet bernama Damnbubble.
Ada beberapa orang Subscribers Adren yang selalu hadir di setiap Adren siaran seperti #Kecapx, #Jaja89, #Yourise, #Karla dan tentunya #Liz-a, bersama ratusan orang lainnya yang juga berlangganan kanal Radiocraft Adren.
"Oke Cemeners! Kita bakal lanjut bacain cerita Gagal Horror dari salah seorang pendengar yang udah ngirim ceritanya ke email Nerdyvoice@gmail.com!
Silakan, masih ada waktu untuk yang mau kirim, Dan jangan lupa siaran malam ini dipersembahkan oleh Permen Karet Damnbubble! Permen karet enggak bikin sebel!
GURRBBBB!!! "
Adren menambahkan sound effect petir untuk membuat suasana jadi horror.
"Oke, cerita Gagal Horror..
Halo Nerd! Cerita ini dialami oleh sepupu gue, Dony. Dony waktu itu masih SMA! Dia tinggal bersama Kakek, Nenek, dan Tantenya, karena orangtuanya dinas di luar negeri.
Suatu malam, Dony terbangun dari tidurnya karena inget punya PR Bahasa Inggris. Dia keluar kamar, mau bangunin tantenya yang adalah guru les bahasa inggris. Pas dia keluar, ruang tengah lagi gelap. Dia liat tantenya duduk di sofa. Dony bilang,
Tante! Masih bangun?
Kebetulan, bantuin ngerjain PR bahasa inggris dong!
Dony merasa aneh karena tantenya duduk gelap-gelapan sendirian, terus diem aja. Dony bilang lagi,
PR-nya susah nih! Disuruh bikin puisi pake bahasa Inggris!
Akhirnya tantenya ngangguk pelan.. banget, terus bangun, dan jawab,
Iyahhh.. suaranya agak mendesis.
Dony pun berbalik, lalu jalan ke kamarnya buat ngambil buku. Dia jalan pelan karena gelap, dan tantenya ngikutin dari belakang. Lalu Dony teringat sesuatu,
Bukannya tadi siang Tante bilang mau nginep di rumah temannya?
Begitu kata Doni dalam hati. Dia langsung ketakutan, merinding, mengetahui bahwa yang ngikutin dibelakangnya itu pasti bukan tantenya! Dony enggak berani menoleh kebelakang! Dony jalan terus, dan merasakan makhluk yang menyerupai tantenya itu masih ngikutin. Doni jalan lagi.. Jalan lagi.. Makhluk itu masih ada. Dia gemeteran! Tubuh Doni bahkan basah oleh keringat dingin. Dia mencari cara supaya makhluk itu hilang. Akhirnya sambil jalan si Dony bilang,
Abis bantuin bikin puisi, bantuin PR Matematika, tentang integral dan logaritma! Terus fisika. Banyak Tannn..
Eh tiba-tiba suara langkah dibelakangnya ilang dong! Dony enggak diikutin lagi sama makhluk itu. Dony langsung lari ke kamar dan ngunci pintu! Sekian!
GURRBBBBBB!!!!" Adren menutup cerita dengan suara petir.
"Gilak! Setannya jago impersonate! Dia menirukan Tantenya si Dony! Ini setan pasti aktor watak nih! Setara Reza Rahadian di dunia syaiton! Hehe.. Sayang sekali setannya nyerah???! Mungkin setannya dulu anak IPS!" lanjut Adren.
xxxxx: Whaahha! Ajrot integral! Susah tuh!
xxxxx: Hehe.. Reza Rahadian dong!
xxxxx: Whaha coba setannya anak IPA!
Komentar para pendengar di bawah pun ramai menanggapi. Ada yang tertawa, ada yang tidak, ada yang minta lanjut ke cerita selanjutnya.
"Oke, itu tadi cerita kiriman dari kalian.. Ada yang mau kirim lagi atau mau call dan bercerita sendiri??"
Seorang pendengar bernama Nioma, menekan tombol call, ingin bercerita.
"Oke ada satu penelfon.. Halo?"
"Halo... Nerd."
"Halo! Permen karet Damnbuble?"
"Permen karet enggak bikin sebel!"
"Nice! Oke Nioma! Ceritakan cerita horrormu!"
"Oke Nerd, jadi kejadiannya waktu gue masih kuliah. Ini real.. Gue bilang real karena kebetulan gue emang bisa liat dari kecil, dan.."
"Wait! Tahan!" Adren tiba-tiba memotong. "Wahhh! Kita punya separatis nih! Ada penyusup, gengs!"
"Lho? Kenapa Mas Nerd?" tanya orang itu.
"Lo pasti anak indigo ya?" tanya Adren.
"Iya, kok Mas tau sih?"
"Ahha.. Karena cuman para indigo yang kalo mau cerita horror selalu dibuka dengan kalimat GUE BISA LIAT DARI KECIL, supaya kami bisa langsung percaya karena cerita anak indigo pasti valid! Ya kan? Whehehe.."
"Ya emang bener Mas, saya bisa liat dari kecil."
"Kami semua juga bisa! Liat ibu, bapak, nenek, kakek.."
"Liat hantu maksudnya! Dari kecil memang sudah bisa liat hantu, tapi kemampuan kami enggak di asah."
"Aduduh.. Stop it please! We dont buy it, here! Dan kami bukan orang yang bisa langsung percaya kalo lo anak indigo."
"Beneran Mas, saya anak indigo!"
"Buktiin kalo gitu! Tunjukkin kami sertifikatnya!"
"Apaan sih Mas maksudnya?!"
"Udah ikut sertifikasi indigo belum? Terlalu banyak orang ngaku indigo, kami enggak tau mana yang asli mana yang palsu."
"Makanya izinin saya cerita dong! Ini saya punya cerita serem!"
"Aduh maaf, gue yakin ini bukan room horror yang lo cari, Nioma! Enggak nyimak kayaknya dari tadi? Bukan Cemeners ya!??? Hehe.. Horror kami becanda! Enggak serius dan pasti valid kayak cerita anak indigo seperti kamu. So, maaf ya! Dan terimakasih!" Adren menurunkan orang itu dari fitur call.
"Maaf guys, jangan buat room ini jadi membosankan dengan kisah-kisah indigo kalian, okay? No offense guys! Tapi kalo keindigo-an itu enggak bisa dibuktikan, mending kita lucu-lucuan aja! At least, meskipun sama-sama ngarang, tapi bisa bikin lo ketawa! Canda ngarang! Haha.."
xxxxx: Setuju sama Nerd!!!
xxxxx: Betul! Kami tidak bisa langsung percaya!
xxxxx: Mening Indihouse, bisa internetan!
Para pendengar Adren mendukung pernyataan Adren, bahkan ada dua orang yang langsung memberi Adren donasi, karena Adren konsisten mempertahankan konsep dari kontennya.
Meskipun Adren terdengar agak tega. Tapi begitulah Adren dari dulu, kalau ada apa-apa langsung ke intinya. Tanpa basa-basi. Apa yang baru ia lakukan adalah peringatan bahwa Adren berada dalam kontrol penuh di room siarannya.
"Oke! Karena enggak ada yang mau cerita atau kirim cerita lagi, gue akan tutup siaran malam ini dengan sebuah kisah nyata yang Gagal Horror! Siap-siap! Jangan dengerin sendirian!
GURRRBBB!" suara petir lagi.
"Kejadiannya waktu gue masih SD! Ada dua sepupu gue, cewek, main ke rumah gue! Mereka pulang malem, dan rumah gue saat itu di desa yang banyak semak belukarnya. Waktu mereka berdua di tengah jalan pulang, tiba-tiba mereka balik ke rumah gue sambil lari dan teriak-teriak! Tetangga pada heboh, keluar rumah, ngumpul.
Ada hantu disana! Kita berdua liat hantu! kata mereka berdua sambil nangis.
Bokap gue, gue, dan beberapa tetangga pun meriksa ke jalan yang mereka lalui tadi. Sepupu gue ikut, buat nunjukin dimana penampakannya. Terus bokap gue enggak sengaja nyenterin ke arah semak-semak, lalu disitu ada orang lagi jongkok.
Apaan tuh?
Kata bokap gue. Semua warga liat orang yang jongkok tersebut terus pada istigfar. Tiba-tiba sepupu gue nunjuk ke atas pohon,
Itu di pohon ada putih-putih gede!
Terus salah satu tetangga bilang,
Itu mah nangka! Sengaja dikarungin tadi siang! katanya.
Oh, jadi bukan setan? tanya sepupu gue.
Bukan! Itu nangka saya!
Ternyata emang nangka guys! TAPI BELUM SELESAI! Gue teringat..
Terus yang tadi jongkok siapa Pa? tanya gue, pada bokap.
Sssst! Jangan tanya-tanya! Ayo pulang! begitu kata bokap sambil melotot.
Lho Pa, tadi katanya liat orang lagi jongkok di semak-semak!? tanya gue lagi.
Sssssst eh! kali ini kata tetangga gue. Mungkin saking takutnya, mereka enggak mau bahas yang mereka lihat.
Gue jadi merinding kan?!
Lalu semua warga bubar, sepupu gue pun pulang dengan aman. Pas udah di rumah, bokap gue baru bilang,
Tadi yang Papa lihat lagi jongkok itu Pak Haji Rowi, yang punya kontrakan daerah situ, lagi BAB. Kita enggak enak sama beliau! Makanya jangan dibahas!