13 Januari 2021
Jam 00.02
"Hai Cemeners.."
Adren menyapa pendengarnya. Ia baru memulai siarannya, tanpa lagu pembuka, tanpa semangat seperti biasanya. Ia siaran dengan handphone dan bantuan mikrofon external.
Sendirian dia duduk di balkon rumah Mona, tengah malam. Diam pilu, menunggu yang tidak pasti ketika semua orang sudah tidur.
xxxxx: Woy! Kemarin kemana?! Kami ditinggal gitu aja!
xxxxx: Iya, dua jam siaran cuma musik doang! Kesel!
xxxxx: Tau Nerd gimana siii! Diskusi soal sexual harrasement belum kelar!
"Hahhh.. Maafin gue guys. Kemaren gue ada masalah mendadak. Maaf banget.. Dari hati paling dalam, gue.. Sorry banget pokoknya!"
Yourise: Masalah cewek lo ya Nerd?
Adren membaca komentar Yourise.
"Emm.. Mari jangan bahas soal itu dulu.
Sebetulnya gue juga enggak tau mau ngapain sekarang ini.. Gue bingung, cuma pengen pengalihan aja, tapi kayaknya kalian butuh banget hiburan ya? Kayaknya gue lagi enggak bisa ngehibur kalian guys. Kayaknya gue batal siaran aja deh.. Haduh maafin gue yang labil ini.."
Tiba-tiba Yourise melakukan call.
Yourise: Nerd, acc call gue. Sebentar doang!
Kata Yourise melalui komentar. Adren menerima call Yourise.
"Halo Nerd?" sapa Yourise.
"Hey.. Your."
"Lo kenapa, Nerd? Kayaknya dari kemarin lo dihantui sama sesuatu." tanya Yourise.
"Entahlah.. Posisinya susah buat gue."
"Hey! Download aplikasi Couchline deh, Nerd." suruh Yourise.
"Aplikasi apa itu?"
"Pokoknya download aja, dijamin hiburan!"
"Gue lagi enggak minat sama hal yang aneh-aneh, Your."
"Bukan, Nerd! Gue janji, aplikasi ini bakal bikin lo lebih plong. Pokoknya download, lalu bikin akun. Nanti lo kasih tau gue akunnya apa."
"Serius nih?"
"Iya buruan! Siaran lo ini juga kentang banget, Nerd. Udahin aja daripada enggak jelas!"
"Hmm.. Ok..key.. Cemeners maaf, gue ternyata lagi enggak bisa siaran. Doain aja ya, semoga masalah gue lekas berlalu dan.. Gue bisa menemukan semangat siaran lagi. Gue Nerd, sampai jumpa lagi.."
Adren menutup siarannya di satu menit pertama. Seperti yang disarankan Yourise, Adren mendownload aplikasi Couchline, meskipun Adren belum tau aplikasi apakah itu.
Setelah berhasil mendownload dan menginstall aplikasi tersebut, Adren membuat sebuah akun dengan ID: Nerd#2510. Ia mengirim profilnya pada Yourise, lalu tidak lama kemudian ada sebuah notifikasi undangan dari Couchline. Adren mengklik icon sofa bertuliskan IKUT DUDUK, lalu ia di arahkan masuk ke sebuah room. Adren masih belum tahu pasti apa yang akan terjadi setelahnya, hanya ada gambar sofa ungu di layarnya, sampai tiba-tiba ia mendengar suara Yourise.
"Guys.. Kita kedatangan tamu!" kata Yourise.
"Nerd? Ini si Nerd ya?" Ada Jaja, yang kali ini tidak menyertakan nomor 98. Hanya Jaja.
"Weits! Hai Nerd!" Kecapx yang juga ada disana ikut menyapa.
Adren tersenyum. Ia mengenal mereka. Mereka adalah lima pendengar teratasnya. Ternyata Couchline sesuai namanya, seperti sofa online, dimana beberapa orang bisa mengobrol bersama di dalamnya, baik via audio call atau video call.
"Lho guys.. Kalian pada nongkrong disini? Pantesan barusan gue siaran enggak pada masuk." tanya Adren.
"Tadi kami mau masuk, tapi siarannya selesai. Kenapa enggak jadi sih?" tanya Jaja.
"Enggak tau, gue lagi enggak jelas, jadi batal." jawab Adren.
"Yaudah buruan cerita! Kita enggak ada topik nih! Nerd tadi katanya butuh temen ngobrol guys!" kata Yourise.
"Bentar.. Buat pembuka, gue mau minta maaf kalo selama ini gue kurang apresiasi kalian yang udah setia dengerin siaran gue. Radiocraft kan aplikasi radio, bukan radio beneran. Otomatis gue juga bukan penyiar beneran, jadi harusnya enggak ada sekat diantara kita. So.. maaf ya.. Kalo gue terkesan sombong."
"Nerd.. Kalo bukan karena room siaran lo juga kita enggak bakal ngumpul begini. Gue ketemu Yourise dan Kecapx dari siaran lo tau! Sekarang gue jadi ada temen begadang." jawab Jaja.
"Iya Nerd! Suatu kehormatan ada penyiar peringkat dua, bergabung di room kita. Haha.." kata Kecapx, menggoda Adren.
"Nah! Mumpung ada lo, lempar topik lah! Cerita semaleman juga enggak apa-apa! Gue lagi mode wanita karir nih, sibuk nugas kuliah." sahut Jaja.
"Kita nyimak, Nerd." sahut Kecapx.
"Oke.." Adren terdiam sebentar, menatap langit yang gelap, mendung tanpa rembulan malam itu.
"Gue cuman lagi kepikiran..
Emang kalian merasa nyaman untuk cerita di aplikasi Radiocraft, hanya karena privasi kalian terjaga?" tanya Adren.
"Kayaknya semua pengguna Radiocraft gitu sih.." jawab Yourise.
"Oh ya?" Adren tidak percaya.
"Iyalah! Itulah enaknya Radiocraft. Enggak harus nunjukin muka atau identitas pribadi." jawab Kecapx.
"Gue doang ya yang bandel? Yang dapet pacar dari Radiocraft dan dengan mudahnya membuka identitas gue. Hhe.." sahut Jaja, mengejek diri sendiri.
"Keren kok Jaja! Dia beneran pacaran dan berjalan setahun. Dia satu dari segelintir orang yang berani lompat ke dalam api dan selamat." Adren kagum.
"Iya sih, enggak semua orang berani." timpal Kecapx.
"Masih membuka diri untuk mencari relationship dari dunia maya enggak Ja? Ekhmm.." Yourise merayu Jaja.
"Yah.. Jodoh mah dari mana aja, Your.." jawab Jaja.
"Hehe.. Yessh!" Yourise kesenangan.
"Terus kapan kalian mengizinkan orang lain tau identitas kalian?" tanya Adren lagi.
"Kalo gue emang enggak pernah penasaran sama bentuk asli orang yang gue temui di Radiocraft, jadi gue harap orang lain juga enggak kepo soal siapa gue." sahut si Kecapx.
"Kalo gue enggak keberatan sih, yang penting udah saling percaya. Toh kalo pun ketemu orang yang macem-macem, tinggal block aja." sahut Yourise.
"Gue juga gitu kok dulu, sama si Kurtcobain. Cuman tetep aja agak memalukan, masih melakukan itu di tahun duaribu duapuluh satu. Kayaknya cuman anak alay yang masih melakukan itu." kata Jaja.
"Melakukan apa, Ja?" Adren antusias. Ia memikirkan hal yang sama dengan Jaja.
"Pacaran online. Apalagi di aplikasi audio. Bodohnya.. naksir sama seseorang gegara suara doang."
"Kalo hanya karena suara emang agak aneh. Tapi enggak bodoh kok, Ja. Dari apa yang seseorang omongin kan lo bisa tau itu orang kayak gimana." jawab Adren. "Gue pernah mikir gitu. Kok bisa ada orang suka sama seseorang dari suara dan apa yang dia katakan doang, sampe akhirnya gue sadar, enggak semua orang mengedepankan visual kan? Radiocraft itu sama seperti social media pada umumnya. Hanya saja orang-orang mengekspresikan dirinya dalam bentuk audio."
"Setuju sih! Kalo yang bilang bahwa untuk jatuh cinta harus liat muka dulu, ya karena mereka terlalu mengedepankan fisik, bukan isi kepala." jawab Yourise.
"Nah! Kenapa orang kayak Jaja mesti merasa aneh ketika jatuh cinta hanya dari audio? Aneh deh orang-orang."
"Mungkin karena banyak orang ngerasa bahwa fisik nomer sekian adalah munafik, Nerd." kata Kecapx.
"Atau biasanya orang yang enggak mandang fisik lawan jenis adalah yang sudah mawas diri bahwa fisiknya juga suram. Hehhe.." sahut Yourise.
"Ehhem.. Yourise, ketika lo ngomong gitu, lo sebaiknya ganteng ya!?" kata Jaja.
"Hehhee.. Enggak.. Enggak! Gue justru enggak setuju sama pendapat itu." jawab Yourise.
"Ya emang sih fisik penting, tapi kan bukan segalanya."
"Iya, jadi siapa sih nih yang aneh? Gue? Atau orang yang ngejudge gue, Nerd?! Hahah.. Gue sebetulnya merasa enggak lazim aja, jatuh cinta dari suara doang, enggak ada yang bisa diliat. Beruntung pas dulu ketemu mantan gue, ternyata orangnya lumayan ganteng, dan ternyata hanya laki-laki biasa yang enggak aneh-aneh."