You Sound Awesome!

Jonem
Chapter #28

Membuka Kedok dan Privasi

16 Januari 2021

Jam 01.00 Pagi

----Kamar Adren----

"Please! Please Mas Ber!" Adren memohon pada Berry, lewat telfon.

"Tapi lo yakin itu dia? Kalo ternyata suaranya hanya mirip gimana?"

"Yakinlah! Seratus persen yakin! Realiza itu kan email Liza! Please Mas, ini tugas mudah Kan? Tolong ilangin akses dia untuk kontak ke semua akun, kecuali akun gue. Gue perlu ngomong sama dia!"

"Okay Dre."

Adren meminta bantuan Berry untuk dapat berkomunikasi dengan @Deenee, yang ia yakini sebagai Liza. Deenee masih berada di siaran laki-laki bernama Zack9, yang kontennya adalah konten sensual dewasa.

Berry sedang mengakali permintaan Adren, sampai tiba-tiba Adren bicara lagi,

"Dan tolong Ban akun bernama Zacknine itu, Mas." tambah Adren.

"Oh sorry.. enggak bisa Dre kalo itu."

"Kenapa? Akunnya cuma desah-desah enggak jelas gitu kok!"

"Ya tapi itu juga konten, Dre. Gue hanya bisa ngeban dia kalau banyak orang yang report. Lagian, kita kan pernah ngobrol di bar tempo hari! Lo bilang lo open minded dan enggak punya masalah sama konten delapan belas plus kayak gitu, kan?"

"Iya, enggak harus ban semua konten desah kok, hanya si Zacknine aja. Itu pelanggaran Mas! Gimana bisa dia memanfaatkan perempuan yang secara emosional sedang labil karena menjadi korban pelecehan, buat kepuasan dia?"

"Yaudah kalo gitu laporkan aja. Lo report kalo lo merasa dia salah. Tapi kan seperti yang gue bilang, Dre.. Enggak ada yang tau cerita si Liza bahwa dia dilecehkan, dan itu belum valid. Jadi gue enggak bisa."

Adren terdiam, dongkol.

"Udah, sekarang ini cuma itu yang bisa gue lakuin. Gue udah akalin supaya Liza enggak bisa masuk ke siaran manapun, kecuali ke akun lo yang @Youknowme."

"Heuhhh.." Adren melenguh. "Okelah!"

"Goodluck, Bro!" kata Berry.

"Oke, thanks Mas!" Adren menutup telfon.

Ia langsung membuka Radiocraftnya, di akunnya yang @Youknowme, dan berniat untuk menjebak Liza, dengan berpura-pura menjadi @Zack9. Ia mengirim pesan langsung pada Liza yang kini menggunakan akun bernama @Deenee.

Youknowme: Deenee?

Tak lama Deenee membalas,

Deenee: Ya? @Youknowme ini siapa?

Tanyanya. Jantung Adren berdegup kencang.

Youknowme: Ini Zack!

Adren menipu.

Deenee: Ohh elo. Haha.. Kok gue enggak bisa masuk ke siaran siapa-siapa ya?

Youknowme: Masasih? Coba lo masuk siaran gue ya!

Deenee: Hehe.. Oke. Cepetan!

"Fuhhh.." Adren menghembuskan nafas, mencoba rileks.

Ia memulai siaran di akun tersebut, dengan judul yang sama seperti tadi, Moaning Night (18+).

10,9,8,7,6,5,4,3,2,1! Siaran Sudah Dimulai.

Adren diam, tidak berbicara. Ia menunggu. Lalu akhirnya Deenee masuk.

Deenee: Hai Zack..

Sapa Deenee. Adren tidak bersuara. Ia membalas lewat komentar.

Youknowme: Hi juga! Sini naik!

Deenee: Oke..

Deenee menekan tombol call. Adren langsung menerimanya.

"Hai Zack! Yah, tadi kepotong deh.. Lagi rame padahal.. Hehe" katanya, tertawa kecil.

"Lagi rame banget ya Liz?" tembak Adren, tiba-tiba.

"Hmmh? Kok suaranya?" Deenee bingung.

"Dari mana aja Liz?" tanya Adren, dingin.

"Liz? In..Ini ss..siapa?" Deenee terbata-bata.

"Ini aku, Adren. Pacar kamu. Kenapa Liz? Kenapa kamu tega, ngilang ninggalin aku begitu aja?" tanya Adren dengan nada yang agak tegas.

"Sorry kayaknya lo salah orang deh?" jawab Deenee.

"Enggak usah banyak sandiwara, Liz."

"Lho emang gue enggak tau kok! Gue Deenee. Lo siapa?"

"Liz.. Please, udah. Cukup."

"Apaan sih? Ini siapa? Lo salah orang kayaknya. Laz-Liz-Laz-Liz!"

"Liza.. Aku kenal suara kamu. Kamu pikir aku enggak hafal? Kamu pikir meskipun baru seminggu kita jadian, aku enggak bisa bedain mana suara kamu atau bukan?" Adren tetap teguh.

"Duh ini siapa sih? Gue enggak kenal! Lo kenal gue?"

"Oke, siapa tadi nama kamu?"

"Gue Deenee! Dee..Nee..!"

"Maksudnya Andini?" tanya Adren. Deenee terdiam.

"Aku denger kok Bapak tiri kamu manggil kamu itu. Andin. Entah kamu mau jadi Deenee, atau Andin, atau Andini, atau siapa kek. Aku tau kamu Liza! Aku pacar kamu, inget? Kenapa, Pacar? Kenapa kamu ngilang dan hapus akun, lalu jadi orang yang berbeda dengan masuk room-room kayak gitu?" Adren kekeuh.

Deenee masih terdiam tak menjawab.

"Jawab, Liz!" takan Adren.

"Iya Dre, fine! Ini Liza! PACAR ONLINE KAMU! You found me! Terus kenapa? Enggak suka? Kamu mau apa lagi?!" jawab Liza, akhirnya mengaku.

"Ya jawab dong, kamu ngapain masuk room kayak gitu?!" Adren marah.

"Ya.. Suka aja. Aku bisa jadi diriku sendiri! Ada masalah?!" jawab Liza, sama ngototnya.

"Diri kamu yang kayak gimana? Kamu tuh enggak kayak gitu, Liz!" Adren menepuk lututnya.

"Ya aku nyaman berada disitu. Paling enggak, ada orang yang bisa aku ajak cerita soal hidup aku, tanpa ngorek-ngorek lebih jauh dan sok jadi pahlawan!"

"Hah?! Cerita apa?! Soal apa yang Ayah tiri kamu perbuat?"

"Hmm.. Ya."

"Kenapa, Liz?! Bukannya itu privasi yang kamu bilang enggak kamu ceritain ke sembarangan orang?!" Adren heran, kecewa.

"Kan kamu yang bilang aku harus speak up. Aku harus cerita soal ini dan jangan disembunyikan sendiri. Jadi aku cerita ke orang-orang." jawab Liza, membela diri.

"Ya sama orang yang tepat Liz! Sama orang yang bisa nolong kamu buat bisa keluar dari situasi itu! Bukan sama mereka! Liat tuh! Malah dimanfaatin kan kamu?!"

"Aku enggak tau kalo ternyata obrolannya jadi mengarah kesana. Lagian aku seneng-seneng aja!"

"Oh.. Seneng kamu disangka nakal begitu?! Apa emang itu tujuan kamu menjual cerita itu?"

"Enggaklah! Kok kamu ngomong gitu?! Kalo pun aku dicap begitu, ya mungkin karena aku memang orang itu! Bukan karena aku mau dicap begitu Dre! Dan aku happy kok! Karena mereka enggak ngedikte aku harus gimana, atau nanya info pribadi aku terus-terusan! Aku menemukan kebahagiaan main RC lagi, yang selama ini kamu rampas!" Liza menyerang balik Adren.

"Hah!? Aku rampas!? Kapan aku mencoba merampas kebahagiaan kamu!?"

"Oh iya, bukan ngerampas deh! Maksudnya mencoba ngejejelin aku dengan pemikiran bahwa cuma kamu yang bisa nolong aku dan bikin aku bahagia! Dan aku ini ringkih, butuh pertolongan, dan bersedih!" ujar Liza, menyindir.

"Ya kamu milih aku buat dengerin cerita kamu! Apa aku salah kalo aku kira kamu berharap ditolong!?"

"Aduh. Udahlah Dre! Aku muak berdebat soal itu!"

"Ya terus buat apa kamu banting stir kayak gini!? Sok-sokan jadi orang lain!"

Lihat selengkapnya